Lihat ke Halaman Asli

Keluarga Harta Paling Berharga

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cirebon, sebuah kota yang ramai dengan perekonomian yang cukup berkembang pesat. Hotel, pusat perbelanjaan, perusahaan-perusahaan dengan gedung-gedung bertingkatnya sudah mulai banyak bermunculan. Aku seorang mahasiswi kebidanan yang sedang menuntut ilmu dikota itu. Awal pertama datang ke kota itu rasanya cukup panas namun hati ini tetap saja merasasenang karena cirebon akan menjadikota keduaku setelah kuningan tempat aku tinggal.

Waktu terus berjalan hingga tak terasa sudah hampir 1 tahun aku disana. Hari itu saat libur kuliah, aku dan temanku berencana untuk pergijalan-jalan kesemua tempat perbelanjaan yang ada di Cirebon, istilahnya mah pengen ngerefresin otak, hehe...

Aku dan temanku berangkat menggunakan becak, salahsatu kendaraan yang lumayan cukup banyak di kota itu. Sesampainya di pusat perbelanjaan, kami berjalan masuk ke sebuah supermarket, rencananya sih ingin membeli kebutuhan sehari-hari, saking asyiknya tak terasa adzan maghrib sudah berkumandang, kami pun bergegas untuk melaksanakan shalat maghrib. Selesainya shalat, perut terasa lapar dan kami putuskan untuk mencari makan dulu. Saat kami berjalan, aku melihat ada seorang kakek-kakek tua dengan badan dekil, pakaian yang kotor, compang-camping, tidur di emperan toko hanya dengan sebungkus karung yang dijadikan bantalnya. Aku pun terdiam seketika. Ya Allah kemanakah keluarganya? kemana anak-anaknya? Mengapa mereka tega menelantarkannya hingga menjadi gembel seperti ini? Kasian sekali kakek ini, dihari tuanya bukan kebahagiaan dan ketenangan yang dia rasakan tetapi kesengsaraan lah yang dialami, ujarku dalam hati. Kemudian aku mengajak temanku untuk menghampirikakek itu tapi temanku berkata " lebih baik jangan, takut jika kita dekati dia malah akan marah", y Allah apa yang harus kulakukan, aku kasian melihatnya tapi tak ada satupun yang bisa aku perbuat. Kami pun terus berjalan dan tak begitu jauh dari tempat kakek itu ada sebuah warung soto, kami makan disitu. Karena rasa penasaranku yang begitu besar aku bertanya pada ibu tukang soto.

Aku: " Bu kakek-kakek itu keluarganya pada kemana si? kenapa bisa jadi seperti itu? apa mereka ga sayang atau gimana?".

Ibu soto: " Gak tau juga sih neng, tapi ibu denger-denger sih ga punya anak, istrinya juga sudah meninggal".

Aku : "Terus emang ga punya tempat tinggal"?

Ibu : " menurut berita yang ibu denger sih dia itu agak stress mungkin karena istrinya meninggal terus ga punya anak juga".

Hmmmm..... aku menarik napas panjang, dan dalam hatiku berdoa " ya Allah berilah secercah kebahagiaan untuk  kakek itu dihari tuanya,  jadikan hidup ini bermakna untuknya, amin.

Satu hal yang ku sadari dari kejadian itu, bahwa keluarga adalah hal terpenting dalam hidup, dengan keluarga kita bisa merasakan indahnya kebersamaan, saling menyayangi, membutuhkan dan menjaga satu sama lain. Memang benar pepatah mengatakan kalau anak adalah karunia terbesar dalam hidup ini karena anak bisa membuat keluarga menjadi lebih hangat, bisa melindungi, menyemangati, merawat dan menjaga kita di hari tua nanti.

Untuk para orangtua janganlah kalian sia-siakan anak yang sudah dititipkan Allah kepada kita, apalagi sampai melakukan aborsi, jangan!!!!. Dan untuk kita sebagai anak, rawat dan sayangilah  kedua orangtua kita selagi mereka masih hidup  dan berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka, hingga mereka bangga memiliki anak seperti kita. :) :) :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline