Lihat ke Halaman Asli

Kebergantungannya Duniaku

Diperbarui: 22 Desember 2023   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

unsplash.com

Duniaku berputar disekitar dunia orang tuaku, dan dunia orangtuaku berputar disekitar hal-hal politik. Saat aku masih kecil aku dan kakakku terpaksa tinggal secara terpisah karena suatu hal yang aku sendiri kurang paham dan setiap kali aku bertanya pada ibuku tentang hal ini, beliau hanya akan mengatakan padaku untuk tidak terlalu menghiraukan keberadaan kakakku

Aku dan kakakku  masih sangat kecil pada saat itu, senang rasanya saat aku bisa datang berkunjung untuk menemui kakakku tapi ibu tidak pernah menghiraukan keberadaan kami, setiap kali kami melihat ibu wajah kakakku berubah, matanya menjadi kosong dan senyumannya memudar, setiap kali hal ini terjadi bahkan aku yang masih anak-anak pun sadar bahwa ada sesuatu yang aneh dengan keluargaku.

Oh iya sedari tadi aku hanya membicarakan kakak dan ibuku itu karena aku tidak pernah bertemu dengan ayahku jadi aku pun bingung hal apa yang harus aku katakan mengenai ayahku. Saat aku masih di dalam kandungan ibuku, ayah masuk penjara karena sebuah kudeta terhadap pemerintahan dan orang yang memimpin kudeta itu adalah ibuku sendiri, jadi bisa dibilang ayahku masuk penjara karena ibuku.

Ibuku menjadi  seorang politikus karena beliau ingin menjadi perdana menteri, beliau berhasil mendapatkan posisi tersebut oleh karena itu judul yang kudapat untuk diriku bukanlah namaku sebagai seseorang melainkan "Si anak perdana menteri" atau "Anak politikus", aku menjadi sangat muak dengan segala hal yang berhubungan dengan dunia politik, kenapa rasanya duniaku bergantung pada hal itu, hal yang kubenci.

Satu, hanya ada satu hal yang bisa membuatku tetap merasa bahwa duniaku juga bisa bebas, hal itu adalah kakakku, tapi pada saat aku berusia 12 tahun, kakakku yang baru saja melaksanakan kelulusan sekolah menengah keatas melarikan diri.. dia pergi tanpa mengatakan apapun.. Aku mencarinya ke kamarnya, dia pergi tanpa membawa apapun, dia pergi tanpaku.

Baru pada saat itulah aku paham apa yang kakakku rasakan setiap kali dia melihat ibu.

-6 tahun kemudian-

Hidupku tidak banyak berubah, hanya saja semenjak kejadian 6 tahun lalu aku jadi belajar kalau ibuku adalah seseorang yang masih bisa dilawan jadi aku mencoba melawan ibuku dengan melanggar banyak aturan yang dibuatnya tapi tidak pernah sekalipun dia memarahiku, setiap kali dia mengetahui hal apa saja yang kulakukan dia hanya diam.

Oleh karena itu aku rasa tidak apa kalau aku menempuh jalan yang sama dengan kakakku, karena selama 6 tahun dari menghilangnya kakakku, ibuku tidak pernah mencoba untuk mencarinya, jadi kalau aku ikutan menghilang pun sepertinya ibu tidak akan mencariku. Jika aku melarikan diri dari dunia ibuku seperti kakak.. mungkin.. mungkin saja.. duniaku akan berhenti bergantung pada dunia ibuku.

Maka dari itu selamat tinggal ibu.. aku harap kamu mencariku, menacari duniaku, dunia kami.

unsplash.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline