Tim nasional sepakbola U-23 Indonesia baru saja mencetak sejarah dengan masuk semi final Piala Asia U-23 2024 di Qatar. Salah satu kunci keberhasilan tim Indonesia adalah adanya dukungan empat pemain keturunan berdarah Indonesia yang lahir dan tinggal di Belanda. Satu dari pemain tersebut adalah striker Rafael Struick yang bermain di klub ADO Den Haag.
Pemain ini memiliki postur yang semampai namun dengan skill individu yang bagus, jeli melihat peluang dan melakukan tendangan-tendangan tak terduga dari posisi dan arah yang unik ke arah gawang lawan. Dalam usianya yang masih muda dia telah mencetak tiga gol untuk Indonesia. Walaupun masih sedikit, tetapi bakatnya terlihat bagus dan di masa depan tampaknya memiliki prospek yang cerah untuk menjadi striker hebat.
Figur Rafael Struick mengingatkan kita pada dua orang striker Belanda pendahulunya yang sangat sukses di masanya yaitu Marco Van Basten dan Robin Van Persie. Kedua pemain top ini juga memiliki postur biasa, tetapi memiliki ketajaman visi yang bagus saat berada di lapangan.
Tulisan singkat ini akan membahas potensi Rafael yang saat ini berusia 22 tahun dan membandingkannya dengan kehebatan yang dimiliki oleh Van Basten dan Van Persie, serta bagaimana Rafael dapat mencapai sukses seperti para legenda tersebut?
Paling tidak, ada empat aspek kehebatan Van Basten dan Van Persie yang bisa kita ulas. Apakah Rafael memilikinya dan mampu membangun lebih jauh keempat skill ini?
1. Kemampuan mencetak gol yang brilian
Seperti Van Basten dan Van Persie, Rafael telah menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk mencetak gol dengan berbagai cara, baik melalui tendangan spektakuler dari jarak jauh, maupun dengan kecepatan dan ketepatan dalam menuntaskan peluang di depan gawang lawan.
2. Visi dan insting yang tajam
Rafael juga sudah menunjukkan bahwa ia memiliki ketajaman visi seperti yang dimiliki oleh Van Basten dan Van Persie. Mampu membaca permainan dengan cepat, mengantisipasi gerakan lawan, dan menemukan celah di pertahanan lawan akan membuatnya menjadi ancaman yang lebih besar di lapangan.
3. Kreativitas dalam permainan