Lihat ke Halaman Asli

Adriyanto M

Easy reading is damn hard writing!

Pak Jokowi, Setelah Kereta Cepat, Bisakah Kita ke Planet Mars?

Diperbarui: 7 Oktober 2023   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Satelit Pengorbit Mars Indonesia (Microsoft Image Creator)

Momen kebanggaan nasional dengan diresmikannya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) harus bisa menjadi dorongan bagi Indonesia untuk terus berinvestasi di bidang teknologi canggih. Komitmen yang luar biasa dari pemerintah dalam menyelesaikan proyek mega ini patut diapresiasi. Tanpa komitmen kuat Presiden Jokowi, kecil kemungkinan proyek mega ini selesai tuntas.

Sebagai warga negara yang mendambakan kemajuan Indonesia, kita berharap bahwa kekuatan finansial Indonesia yang ternyata sangat besar itu dapat digunakan secara "decisive" dalam memajukan penguasaan teknologi bangsa. Salah satu bidang krusial yang perlu mendapat perhatian adalah teknologi antariksa. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, China, dan India telah membuktikan bahwa investasi di bidang ini dapat menjadi pemicu dan pendorong kemajuan teknologi nasional secara keseluruhan.

Sebagai penyemangat para pemimpin bangsa kita, berikut adalah perbandingan biaya yang dipakai oleh KCJB dibandingkan dengan biaya yang dihabiskan oleh ISRO (Badan Riset Antariksa India) untuk misi pengiriman Wahana Pengorbit Planet Mars bernama Mangalyaan. KCJB membutuhkan 7,27 miliar dollar AS, sementara proyek Mars Orbiter India menghabiskan 74 juta dollar AS. Perbandingan sederhana ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk berinvestasi dalam teknologi antariksa.

Dari sisi manfaat atas penguasaan teknologi, KCJB adalah proyek yang dikerjakan hampir sepenuhnya oleh China Railway Material Co. Ltd. Sementara Mangalyaan dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga ahli lokal India yang dimotori 14 orang ilmuwan top India.

Perbandingan ini membuat kita semua optimis bahwa Indonesia bisa berbuat sesuatu untuk berkompetisi dengan negara lain, khususnya dalam bidang teknologi antariksa. Dari hitungan di atas kertas, dengan hanya satu proyek KCJB, Indonesia akan bisa menjalankan 10 misi berteknologi canggih setara Mangalyaan. Bayangkan dampak positif yang dibawa oleh mega proyek seperti itu bagi kemajuan teknologi dan SDM negeri kita.

Sekilas KCJB

Biaya total proyek KCJB yang telah berlangsung sejak tahun 2016 itu mencapai 7,27 miliar dollar AS yang dipakai untuk pembangunan kereta cepat dengan lintasan sepanjang 142,3 kilometer yang menghubungkan stasiun Halim dengan Gedebage.

KCJB adalah kereta berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kereta cepat Jakarta-Bandung ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional dan memberikan kemudahan transportasi bagi masyarakat.

Perusahaan pembuat kereta cepat Jakarta-Bandung adalah China Railway Material Co. Ltd. yang merupakan bagian dari konsorsium China Railway International Company Limited. Konsorsium ini bekerja sama dengan PT. Pilar Sinergi BUMN Indonesia melalui PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk mengoperasikan layanan kereta cepat tersebut.

Sekilas Proyek Mangalyaan

Proyek Mangalyaan adalah misi antariksa yang membuat India menjadi negara pertama di dunia yang berhasil masuk ke orbit Mars pada percobaan pertama. Diluncurkan pada 5 November 2013 dari Satish Dhawan Space Centre di Sriharikota (Andhra Pradesh). Misi ini berhasil keluar dari orbit Bumi dan tiba di orbit Mars tanggal 24 September 2014. ISRO berhasil menyelesaikan proyek ini secara tuntas dengan anggaran sekitar 74 juta dolar AS, hanya 1/7 dari biaya misi serupa yang diperlukan oleh NASA. Mangalyaan mengumpulkan citra planet Mars dan dua bulan Mars, yaitu Phobos dan Deimos untuk bahan penelitian bagi para peneliti di seluruh dunia.

Mangalyaan merupakan prestasi luar biasa dari ISRO, dicapai berkat kerja keras dan dedikasi tim 14 ilmuwan ISRO yang memainkan peran kunci dalam berbagai aspek misi ini. Beberapa ilmuwan kunci dalam proyek tersebut adalah K. Radhakrishnan sebagai Kepala ISRO dan Sekretaris di Departemen Luar Angkasa India, M. Annadurai sebagai Direktur Program Mars Orbiter Mission yang bertanggung jawab atas manajemen anggaran, arah konfigurasi wahana antariksa, jadwal, dan sumber daya, serta V. Adimurthy sebagai Desainer Konsep Misi Mars Orbiter yang bertanggung jawab atas definisi tujuan, persyaratan, dan arsitektur Mangalyaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline