China telah menjadi pusat perhatian global karena dituduh menggunakan strategi jebakan utang terhadap negara-negara asing. Strategi yang sering juga disebut "diplomasi utang" ini melibatkan peminjaman uang kepada negara-negara berkembang dengan persyaratan yang cenderung merugikan, dengan tujuan menciptakan situasi di mana negara-negara tersebut kesulitan membayar utangnya. Dalam tulisan ini, kita akan mengungkap lebih dalam tentang fenomena strategi jebakan utang China tersebut.
Strategi jebakan utang China merupakan topik yang memicu beragam pendapat dan kontroversi di dunia internasional. Beberapa ahli berpendapat bahwa China hanya ingin membantu negara-negara berkembang mengatasi masalah ekonomi mereka dengan memberikan pinjaman. Di sisi lain, ada juga keyakinan bahwa China mungkin sengaja menciptakan situasi di mana negara-negara tersebut kesulitan membayar utangnya.
Paling tidak ada tiga motivasi utama di balik strategi ini.
1. Ekspansi Pengaruh
Salah satu alasan yang sering diajukan adalah bahwa China ingin memperluas pengaruhnya di seluruh dunia. Dengan memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang, China dapat memperoleh akses ke pasar baru dan sumber daya yang penting.
2. Promosi Ekspor China
Memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang juga dapat membantu mempromosikan ekspor China. Ini karena negara-negara peminjam bisa dipaksa untuk menggunakan pinjaman tersebut untuk membeli produk-produk China, menciptakan permintaan terhadap barang-barang tersebut.
3. Akses ke Sumber Daya Strategis
China telah meminjamkan uang kepada negara-negara yang memiliki sumber daya strategis, seperti minyak dan gas, serta pelabuhan laut dan bandar udara. Ini memberikan China akses terjamin ke sumber daya yang penting bagi pertumbuhan ekonomi mereka.
4. Penyaluran Tenaga Kerja