Lihat ke Halaman Asli

Adriyanto M

Easy reading is damn hard writing!

Elon Musk dan Starlink: Kekuatan Tak Tertandingi di Luar Angkasa

Diperbarui: 1 Agustus 2023   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konstelasi satelit Starlink (Ilustrasi dari Space.com)

Triliuner teknologi ini telah menjadi kekuatan dominan dalam teknologi internet satelit. Akan tetapi, cara-caranya mengelola dan memainkan pengaruhnya ternyata telah menimbulkan kekhawatiran global.

Suatu hari, Jenderal Mark A. Milley, ketua Joint Chiefs of Staff Amerika Serikat, dan Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, pemimpin Angkatan Bersenjata Ukraina, melakukan percapakan telepon untuk membahas invasi Rusia ke Ukraina. Melalui jalur komunikasi top secret, kedua pemimpin militer tersebut membicarakan sistem pertahanan udara, evaluasi kondisi medan tempur terkini, dan berbagi intelijen tentang kerugian yang diderita militer Rusia.

Uniknya, mereka juga membicarakan tentang Elon Musk.

Jenderal Zaluzhnyi mengangkat topik Starlink, teknologi internet satelit yang dibuat oleh perusahaan roket milik Elon Musk, SpaceX, menurut cerita yang diangkat oleh New York Times. Keputusan di medan tempur Ukraina sangat bergantung pada penggunaan Starlink secara terus menerus untuk komunikasi, dan Ukraina ingin memastikan kontinuitas akses dan membahas bagaimana cara menutupi biaya layanan tersebut.

Jenderal Zaluzhnyi juga bertanya apakah Amerika Serikat memiliki pandangan tentang Elon Musk yang memiliki bisnis sangat luas tetapi posisi politiknya samar-samar, pertanyaan yang tidak dijawab oleh pejabat Amerika.

Elon Musk, yang memimpin SpaceX, Tesla, dan Twitter (sekarang X), telah menjadi pemain terkuat di ruang angkasa karena ia secara bertahap membangun bisnis di bidang teknologi internet satelit yang strategis. Namun, karena masih sedikitnya regulasi dan pengawasan, perilakunya yang cenderung tidak stabil dan dipengaruhi oleh kepribadian yang dimilikinya, Elon Musk semakin membuat militer dan pemimpin politik di seluruh dunia khawatir, karena triliuner teknologi ini kadang-kadang menggunakan otoritasnya dengan cara yang tidak terduga.

Teknologi Starlink

Sejak 2019, Elon Musk telah mengirimkan roket SpaceX ke luar angkasa hampir setiap minggu yang mengantarkan puluhan satelit seukuran sofa ke orbit rendah bumi. Konstelasi satelit-satelit tersebut berkomunikasi dengan terminal di Bumi, sehingga mereka dapat menyebarkan internet berkecepatan tinggi ke hampir setiap sudut planet. Saat ini, lebih dari 4.500 satelit Starlink berada di luar angkasa, menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh satelit yang aktif di orbit. SpaceX merencanakan untuk memiliki hingga 42.000 satelit di orbit bumi dalam beberapa tahun mendatang.

Kekuatan teknologi ini telah membantu mendorong valuasi bisnis SpaceX yang dimiliki secara tertutup (bukan perusahaan publik) menjadi hampir $140 miliar (sekitar Rp 2,1 triliun).

Starlink seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan akses internet di wilayah perang, daerah terpencil, dan tempat yang terkena bencana alam. Di Ukraina, teknologi ini digunakan untuk mengkoordinasikan serangan drone dan pengumpulan intelijen. Aktivis di Iran dan Turki telah mencari cara menggunakan layanan ini untuk keluar dari kendali pemerintah yang menyensor akses internet. Departemen Pertahanan Amerika Serikat adalah pelanggan besar Starlink, sementara militer lain, seperti Jepang, sedang menguji teknologi ini.

Kekuatan Tak Terduga

Kendali hampir total Elon Musk atas internet satelit telah menimbulkan kekhawatiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline