Salah satu penelitian yang paling terkenal dan sering dikutip dalam bidang psikologi adalah penelitian yang dilakukan oleh Ericsson dkk (1993) tentang para ahli dalam berbagai bidang, seperti musik, olahraga, seni, dan lain-lain. Ericsson dan kawan-kawan adalah sekelompok peneliti yang terdiri dari Anders Ericsson, Ralf Krampe, dan Clemens Tesch-Rmer, yang berasal dari Universitas Berlin. Mereka tertarik untuk meneliti bagaimana orang-orang mencapai tingkat keahlian yang luar biasa dalam suatu bidang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang membedakan para ahli dari orang biasa, dan apakah ada faktor-faktor yang dapat memprediksi keberhasilan seseorang dalam suatu bidang.
Hasil penelitian ini sangat menarik dan cukup mengejutkan. Mereka menemukan bahwa para ahli dalam berbagai bidang memiliki kesamaan yaitu mereka menghabiskan waktu sekitar 10.000 jam untuk berlatih secara intensif dan fokus dalam bidang mereka. Jumlah waktu ini jauh lebih banyak daripada orang biasa yang hanya menghabiskan waktu sekitar 2.000 jam untuk berlatih.
Selain itu, para ahli tersebut juga melakukan latihan yang disebut deliberate practice, yaitu latihan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan spesifik, mendapatkan umpan balik, dan menantang diri sendiri untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Apa itu deliberate practice?
Deliberate practice adalah sebuah konsep yang disarikan oleh Ericsson dkk dari penelitian tersebut untuk menjelaskan jenis latihan yang dilakukan oleh para ahli yang diteliti. Secara bahasa, artinya adalah latihan yang dilakukan secara sengaja. Deliberate practice berbeda dari latihan biasa yang hanya mengulangi apa yang sudah diketahui atau dilakukan sebelumnya. Deliberate practice adalah latihan yang:
- Memiliki tujuan yang jelas dan spesifik, misalnya meningkatkan kecepatan bermain piano, memperbaiki teknik melompat tinggi, atau menguasai bahasa asing.
- Memilih materi atau aktivitas yang sesuai dengan tingkat kemampuan saat ini, tetapi juga menantang dan sulit untuk dikuasai.
- Membutuhkan konsentrasi dan perhatian penuh selama melakukan latihan, tanpa adanya gangguan atau distraksi.
- Meminta umpan balik dari sumber yang kompeten dan dapat dipercaya, seperti guru, mentor, atau rekaman diri sendiri.
- Menggunakan umpan balik tersebut untuk memperbaiki kesalahan dan kelemahan yang ditemukan selama latihan.
- Mengulangi latihan tersebut dengan variasi dan modifikasi hingga mencapai tingkat penguasaan yang diinginkan.
Deliberate practice adalah latihan yang membutuhkan usaha dan motivasi yang tinggi, karena tidak menyenangkan dan tidak mudah dilakukan. Namun, deliberate practice adalah latihan yang efektif dan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan seseorang tidak hanya ditentukan oleh bakat atau faktor genetik, tetapi juga oleh usaha dan latihan yang dilakukan secara terus-menerus. Dengan kata lain, siapa pun dapat menjadi ahli dalam suatu bidang asalkan mau berusaha keras dan berlatih dengan cara yang tepat. Penelitian ini juga memberikan motivasi bagi kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam bidang yang kita minati.
Penelitian tentang deliberate practice tidak hanya dilakukan oleh Ericsson dkk (1993), salah satunya adalah Duvivier dkk (2011) yang menemukan bahwa mahasiswa kedokteran yang melakukan deliberate practice memiliki skor ujian klinis yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak melakukan deliberate practice.