Lihat ke Halaman Asli

Untitled

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar-benar carut marut HUKUM di era sekarang

Pelaku pencurian sendal jepit ditahan bertahun-tahun sedangkan pelaku korupsi, yang jelas-jelas merugikan banyak oknum hanya dihukum selama tiga tahun penjara. Begitu IRONIS. Akibatnya, masalah-masalah baru pun timbul ke permukaan. Bayangkan saja, sekarang ini para generasi penerus bangsa, terlebih kaum hawa rela menghalalkan segala cara termasuk menjual "KEPERAWANAN" mereka. Hal ini terpaksa mereka lakukan agar dapat menyambung hidup yang secara tidak langsung juga memuaskan kebutuhan DUNIAWI (mereka).

Akhirnya, maaf, SEX BEBAS pun terjadi tanpa bisa dihindari lagi. Begitu susahnya kah mendapatkan SESUAP NASI di era modern, di Negara yang menjunjung tinggi "Pancasila" yang ternyata hanya sebagai pandangan OBJEKTIF (teoritis) saja ini ? Tidak untuk dipraktekkan di kehidupan bermasyarakat (subjektif).

Katanya "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", mana buktinya ?

Keadilan sosial hanya berlaku bagi mereka yang berkecukupan, kalangan jetset, yang bisa membeli keadilan. Dimana peran kalian wahai "WAKIL RAKYAT" ? Katanya wakil rakyat, wadah untuk menampung aspirasi masyarakat. Apa iya hanya akan benar-benar menampung tanpa ada suatu tindakan untuk merealisasikan di dunia nyata agar perekonomian Negara ini menjadi lebih baik? Pemerintah, berikut "dayang-dayangnya" sepertinya ingin memakmurkan diri sendiri, sementara rakyat dibiarkan menderita.

Sedih rasanya melihat mereka yang luntang-lantung di jalanan, buta huruf, tuna wisma dan terpaksa harus meminta belas kasihan dari orang yang sedikit lebih mampu dari mereka. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah berkeliaran di jalan ikut merasakan pahitnya kehidupan, perempuan & lelaki usia lanjut yang seharusnya menikmati masa tua di rumah juga harus merasakan hal yang sama. Preman, rampok, copet, dll, apa iya mereka berniat tidak baik? Sepertinya tidak. Ini semua karena tuntutan hidup. Jika hidup mereka layak, tidak akan ada "PROFESI" seperti itu.

Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya sebagai diri pribadi ingin mengingatkan kepada anda, wahai saudara-saudara ku untuk tidak serakah, tamak dsb agar tidak ada lagi kesenjangan sosial yang terjadi. Karena sesungguhnya diantara kita masih ada DIA, KAMU, dan MEREKA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline