Lihat ke Halaman Asli

Adri Wahyono

TERVERIFIKASI

Freelancer

Sang Psikolog

Diperbarui: 18 Juni 2016   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang wanita memasuki pintu sebuah ruang di mana seorang psikolog berpraktek. Ia salah tingkah ketika menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan sangat mendasar, tidak mengetuk pintu.

Fatal, tapi apa lacur, ia sudah berada di dalam ruangan itu dan seseorang yang duduk di belakang meja besar dengan berbagai benda di atasnya sudah melihatnya dengan pandangan tajam.

"Jangan katakan kalau depresi telah membuat anda lupa sopan santun, lupa etika," kata psikolog cantik itu datar dan nadanya tegas.

"Maaf, saya..."

"Apakah saya sudah ada janji dengan anda? Atau, sebaliknya?"

"Eh, belum, Bu,"

"Nah, yang sudah buat janji saja selalu mengetuk pintu lebih dulu, apalagi yang belum sama sekali."

"Maaf, Bu, tadi saya sedang mempertimbangkan dua pilihan, sampai saya tak sadar membuka pintu begitu saja."

"Dua pilihan macam apa yang membuat anda melupakan etika itu?"

"Pilihan pertama adalah menemui psikolog."

"Yang kedua?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline