Program Mahasiswa Berdesa (Promahadesa) merupakan program yang diselenggarakan oleh LP2M Universitas Jember. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat pada aspek ekonomi maupun sosial, memberikan kenyamanan, ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat. Promahadesa hampir mirip dengan KKN karena berupa kegiatan pengabdian kepada masyarakat sehingga mahasiswa dapat mengkonversinya menjadi mata kuliah KKN. Tahap awal dari promahadesa yaitu pengajuan proposal usulan dari kelompok mahasiswa yang berisi ide dan inovasi, kemudian akan diseleksi oleh pihak Universitas Jember dan kelompok terpilih akan mendapat pendanaan untuk menjalankan ide dan inovasi yang telah diusulkan.
Kelompok mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas di Universitas Jember melakukan program pengolahan limbah kulit singkong menjadi pupuk organik serta pendampingan legalitas produk pada UMKM Tape guna mendukung Sustainable Business di Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Tim mahasiswa yang mengabdi di Desa Tegalwaru terdiri dari 10 mahasiswa yaitu Adrin Putri Fatya sebagai Ketua Tim (Fakultas Pertanian), Septiani Tri Ambarwati (Fakultas Hukum), Galih Setiyo Aji (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Feby Dea Nur Khomariah (Fakultas Pertanian), M. Iqbal Krisna (Fakultas Pertanian), Dita Amalia (Fakultas Pertanian), Riski Ayu Windari (Fakultas Pertanian), Vanya Yuni Artafirdaus (Fakultas Pertanian), Erna Indah Dwi (Fakultas Pertanian), dan Sherly Apta Maharani (Fakultas Teknik).
Sebagian besar masyarakat desa Tegalwaru bekerja pada UMKM Tape yang banyak terdapat di desa tersebut. Dengan demikian, ditemukan banyak limbah singkong pada masing-masing UMKM Tape yang belum dikelola secara maksimal. Limbah kulit singkong tersebut dapat dikelola menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair yang digunakan untuk menyuburkan tanah pada lahan budidaya ataupun dapat dipasarkan secara luas sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan untuk program pengolahan kulit singkong menjadi pupuk organik yaitu :
Koordinasi Dengan Pihak Mitra
Melakukan koordinasi dengan pihak mitra (Sekretaris Desa dan Perwakilan UMKM Tape di Desa Tegalwaru) terkait dengan program yang akan dilakukan diantaranya ialah sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah kulit singkong dan pendampingan legalitas produk bagi UMKM Tape di Desa Tegalwaru. Kami mendapatkan respon yang sangat baik dari pihak terkait dan sangat didukung untuk menjalankan program-program tersebut di Desa Tegalwaru.
Pembuatan Alat Komposter dan Penyediaan Bahan Pembuatan Pupuk
Melakukan kegiatan pembuatan alat komposter dan penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik. Bahan yang akan digunakan yaitu Air, Cairan EM4, Molase, Sekam padi dan kulit singkong. Alat komposter terdiri atas 2 buah ember cat berukuran 25 liter beserta tutupnya dan kran air. 2 buah ember disusun atas bawah dengan tutup ember bagian bawah dipotong bagian tengahnya sehingga hanya menyisakan bagian pinggirnya saja. Setelah itu, ember yang atas diberi lubang-lubang kecil pada bagian dasarnya menggunakan solder/bor yang berfungsi untuk sebagai saringan agar pupuk padat tidak bercampur dengan pupuk cair. Ember atas merupakan tempat pupuk padat dan ember bawah adalah tempat pupuk cair. Selanjutnya, pasang kran air pada ember bagian bawah dengan cara memberi lubang terlebih dahulu kemudian dipasangkan kran air dan pastikan kran air tidak mengalami kebocoran dengan memberi seal tape pada kran.
Uji Coba Pembuatan Pupuk Organik
Melakukan uji coba pembuatan pupuk organik menggunakan alat yang telah dibuat untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembuatan pupuk berbahan baku kulit singkong sebelum dilakukan sosialisasi dan pelatihan langsung kepada masyarakat desa Tegalwaru. Kami melakukan uji coba pupuk selama satu bulan yang akan dijadikan bahan evaluasi bagi kegiatan utama yaitu sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kepada masyarakat desa.