Lihat ke Halaman Asli

Adrieel Arthur

Pelajar SMAN 1 Padalarang

Sang Sastrawan Sejati

Diperbarui: 5 Maret 2020   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada saat perang dunia kedua terjadi, disaat yang bersamaan muncul lah berbagai sastrawan yang menghasilkan karya-karya filsafat yang hebat. Diantara semua sastrawan, terdapat satu orang yang begitu indah karyanya. Namanya ialah Albert Camus.

Albert Camus lahir pada 7 November 1913 di Drean sebagai seorang Algeria. Ia terlahir di keluarga yang miskin. Ibu Camus adala orang Spanyol, sedangkan ayahnya warga asli Algeria. 

Semenjak ayahnya meninggal di medan perang, Camus harus membantu ibunya mengurus keluarga. Saat itu pula ia mulai menulis karya-karyanya. Sejak sat itu, ia menjadi akrab denga sastra dan mulai menulis mengenai pergerakan politik. Banyak nilai-nilai yang dapat kita pelajari dari karyanya. Beberapa karya Camus antara lain La malentendu (1944), Caligula (1944), La peste (1947), La justes (1950), La chute (1956), dan masih banyak lagi karya hebat lainnya.

Dengan karya-karya tersebut, Camus mulai menjadi juru bicara bagi kaum modern yang baru, ia berbicara mengenai kemampuan untuk menghadapi kehidupan yang absurd. Kepribadiannya yang sangat tekun pun sangat patut kita hormati. Baginya, tiada hari tanpa menulis. Ia selalu menulis karyanya setiap hari. Ia juga mengajarkan kita betapa pentingnya kita untuk menghadapi segala beban yang akan terus menghalangi jalan kita. Alangkah baiknya apabila kita terus mengikuti jejak beliau ini. Beliau adalah Albert Camus, seorang sastrawan sejati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline