Lihat ke Halaman Asli

Adrieel Arthur

Pelajar SMAN 1 Padalarang

Depresi Pelajar terhadap Tugasnya

Diperbarui: 2 Februari 2020   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas rumah atau kita lebih akrab dengan sebutan pekerjaan rumah (PR) merupakan hal yang lumrah di kalangan pelajar. Karena kurangnya jam belajar di sekolah, siswa dituntut untuk mengerjakan sebuah tugas di rumah mereka masing-masing. Tugasnya pun bervariasi, dari tugas mengisi soal hingga merangkum.

Namun di balik semua itu, keluh kesah para pelajar bermunculan. Banyak di antara mereka yang merasa terbebani dengan adanya pr. Hal tersebut karena waktu istirahat mereka terganggu karena harus mengerjakan pr mereka. Terkadang mereka harus mengorbankan waktu mereka yang seharusnya dipakai untuk mengasah bakat mereka masing-masing.

Dengan berbagai macam alasan, pr telah menjadi sebuah beban bagi para siswa. Hingga munculah sebuah istilah di kalangan para pelajar Kalau sekolah bukan tempatnya untuk tidur, maka rumah bukan tempatnya untuk belajar. Istilah tersebut sangatlah mencerminkan keadaan mereka selaku seorang pelajar. Apabila seorang guru tidak memberikan sebuah tugas, alangkah gembiranya mereka.

Jadi saran dari saya ialah, saya ingin agar pihak sekolah untuk mengurangi tugas-tugas rumah. Rumah adalah tempat para pelajar untuk berkreasi, bukan untuk depresi. Karena bagi mereka, waktu jam belajar di sekolah yakni kurang lebih 8 jam sudah sangat cukup. Dengan begitu, mereka bisa menambah ilmu mereka di sekolah dan juga melaksanakan hobi mereka di rumah dengan baik. Sehingga para pelajar pun dapat berkembang sesuai dengan kemauannya masing-masing.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline