Lihat ke Halaman Asli

Mengatasi Tantangan Zaman di Level Kelas

Diperbarui: 16 Agustus 2024   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENGATASI TATANGAN ZAMAN

DI LEVEL KELAS

SD Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan lembaga pendidikan dasar yang sudah banyak mengenyam asam garam. Berdasarkan data buku induk yang ada di sekolah, menunjukkan ribuan siswa yang telah lulus dari sekolah ini.

Berbagai bidang kemampuan yang beragam telah diperdalam para alumni. Sudah banyak pula para lulusan sekolah ini yang telah sukses dalam berbagai bidang ilmu dan penerapannya serta berpartisipasi aktif dalam membangun peradaban bangsa Indonesia. Rohaniwan, dokter, pendidik, pengusaha, pedagang dan abdi negara telah banyak berkarya di bumi pertiwi dan luar negeri, menjadi bukti keberhasilan sekolah ini. Keberhasilan mereka menunjukkan kepiawaian para bruder pendahulu dan para pengajar awam yang terlibat meletak pondasi keilmuan kuat untuk mengembangkan diri dan berpartisipasi aktif membangun negeri. Ini menjadi bukti kecerdasan, kepedulian, dan keteguhan hati serta ketahanan para pendidik dalam upaya mencerdaskan anak-anak bangsa dan memberi landasan kuat dalam mengarungi kehidupan dunia.

Catatan sejarah ini menginpirasi penulis sebagai salah satu guru di SD Pangudi Luhur Yogyakarta untuk terus membuka wawasan, belajar lebih dalam, dan terus mengembangkan diri untuk berjuang menghadapi tantangan zaman demi meneruskan cita-cita pendahulu. Kisah-kisah heroik keberhasilan para pendahulu dalam mendidik anak-anak SD Pangudi Luhur Yogyakarta tentang bagaimana mendidik anak-anak telah terekam indah dibalik keberhasilan mereka. Sejarah telah mencatat keberhasilan ini dalam buku "Seratus Tahun SD Pangudi Luhur Melayani Indonesia"

Namun, kini dunia telah berubah. Teknik dan cara mendidik anak-anak yang dahulu dianggap jitu, kini sudah tidak perlu karena dianggap wagu. Trik-trik pembelajaran yang dahulu dianggap sukses nampaknya kini sudah kadaluwarsa termakan usia. Sebagai pendidik, penulis dituntut memutar otak agar apa yang dikerjakan dan lakukan dalam membekali sikap dan perilaku anak-anak milenial ini tidak keliru. 

Melihat kondisi zaman yang demikian, menuntut guru untuk semakin kreatif dalam mengembangkan diri untuk melayani peserta didik sesuai kebutuhan. Tidak lupa terus bercermin pada zaman yang dialami tanpa meninggalkan karakter khas kepangudiluhuran yang telah dirintis para pendahulu.

Namun tantangan tidak sedikit yang harus dihadapi penulis dalam menjalankan tugas mulia ini. Berdasarkan asesmen awal yang penulis lakukan ada beberapa hal yang mengusik perhatian penulis terhadap peserta didik mengenai kemampuan literasi membaca dan menulis siswa.  Dari tiga puluh siswa yang ada di kelas 6 Pangudi Luhur II dalam hal catatan tulisan sebagai berikut. Lima anak belum mampu menulis dan membaca dengan lancar. Enam anak bentuk tulisan sulit dibaca dan kemampuan membaca yang  masih sulit dipahami. Hasil asesmen awal menunjukkan literasi membaca masih dibawah 60% dan literasi berhitung masih dibawah 40%. Selain itu, penggunaan gawai yang masih belum bertanggung jawab sehingga perlu langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.

Tentu ini menjadi keprihatinan penulis selaku wali kelas yang diserahi tanggung jawab oleh orang tua siswa. Sebagai bentuk tanggung jawab moral, penulis selaku wali kelas berniat untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam hal literasi membaca, menulis, sains, dan berhitung. Langkah yang akan dilakukan penulis pada tahun pelajaran 2024-2025 ini sebagai berikut: a) membiasakan peserta didik untuk membaca teks dua sampai empat paragraf selama kurang lebih 20 menit pada pagi hari  sebelum pembelajaran dimulai b) menuliskan isi teks atau kalimat utama dan ringkasan pada buku kegiatan setiap pagi mulai pukul 06.30. c) menjawab pertanyaan bacaan untuk mengecek penguasaan anak-anak dalam membaca buku, d) mengerjakan soal penerapan literasi berhitung, dan e) latihan sederhana mengenai penarapan sains dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan sederhana ini akan kami laksanakan setiap pagi hari Senin (jika tidak ada upacara), Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Rasa syukur kami haturkan kepada sang Khalik karena anak-anak sudah bersedia dan bersemangat untuk melaksanakan. Buku tulis yang akan dipakai kegiatan ini juga sudah disiapkan dengan baik. Semoga dukungan sekolah, orang tua dan kesetiaan para siswa dalam mengikuti kegiatan ini bisa membuahkan hasil yang maksimal sehingga kemampuan dasar yang memang harus dimiliki anak-anak di usia SD benar-benar akan dimiliki oleh anak-anak ini.

Semoga niat baik yang sederhana ini mendapat berkat dari Tuhan sehingga berhasil baik dan bermanfaat bagi anak-anak serta menjadi kemampuan dasar yang baik untuk belajar dijenjang yang lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline