PONTIANAK - Hampir seluruh umat katolik di provinsi Kalimantan Barat mengenal gereja ini, Gereja Katedral Santo Yosef Keuskupan Agung Pontianak, salah satu gereja tertua di Kalimantan Barat. Gereja ini didirikan pada tahun 1908 oleh Prefek Apostolik Dutch Borneo Mgr. Pacificus Bos, OFMCap dan diberkati setahun kemudian tepatnya 9 desember 1909. Seiring berjalannya waktu pada 17 november 1918 Mgr. Jan Pacificus Bos, OFMCap ditahbiskan menjadi Uskup Tituler Capitolias sehingga nama paroki berubah menjadi paroki Katedral.
Dari hari ke hari perkembangan umat semakin meningkat namun tak seimbang dengan keadaan fisik bangunan yang semakin hari semakin tidak layak di tempati maka dari itu bangunan dibongkar dan dibangun kembali pada tahun 2011 hingga selesai pada tahun 2014 yang diresmikan langsung oleh Gubernur Kalbar Drs. Cornelis, MH. Pada saat peresmian Gubernur Kalbar mengklaim bahwa gereja ini merupakan gereja terbesar di Asia Tenggara.
Jika dilihat dari desain interior, gereja Katedral Santo Yosef Keuskupan Agung Pontianak lebih didominasi nuansa khas Tionghua dengan kombinasi gaya klasik Eropa namun tidak menghilangkan nuansa khas Dayak yang diletakan pada desain eksteriornya. Banyaknya Ornamen khas Dayak bercampur arsitek yang juga arsitek Mesjid Raya Singkawang membuat gereja ini terkesan menjadi gereja bercirikan multi etnis. Hal itu menunjukan kesan bahwa Kalbar adalah tempat umat dari berbagai agama untuk hidup berdampingan. Itulah salah satu keunikan gereja ini.
Selain itu terdapat beberapa keunikan lain yang saya amati ketika pertama kalinya melaksanakan kewajiban sebagai umat katolik diantaranya, pertama, gereja ini termasuk gereja yang memberikan pelayanan extra pada orang tua yang sudah lanjut usia (Lansia).
Hal ini terbukti dengan terdapatnya kursi khusus bagi lansia, kursi itu terdapat di bagian tengah dengan desain yang berbeda dari kursi biasanya, terdapat busa lebih besar menyerupai meja persegi di bagian depan. Inilah yang menjadi keunikan tersendiri dari gereja lain. Namun sangat disayangkan, tidak terdapat fasilitas yang diperuntukan bagi umat disabled atau umat berkebutuhan khusus (Cacat). Mungkin ke depan bisa menjadi bahan pertimbangan.
Keunikan kedua adalah terdapatnya lift. Lift (lemari berjalan) biasanya hanya terdapat di gedung-gedung tinggi seperti hotel, apartemen dan mall tetapi di gereja ini lift tidak digunakan untuk umum. Lift hanya diperuntukan bagi Lansia saja walaupun kenyataannya masih ada beberapa orang muda yang menggunakan lift padahal bangunan gereja ini hanya terdiri dari dua lantai saja.
Ketiga, terdapat gantungan tas. Hanya di gereja inilah yang memberikan fasilitas penyimpanan tas bagi umat karena tak menutup kemungkinan ada beberapa umat yang membawa tas untuk mempermudah membawa perlengkapan ibadah seperti buku-buku rohani seperti injil, doaku, dompet dan sebagainya maka dengan adanya gantungan tas tepat di setiap bangku umat membuat gereja ini terlihat unik.
Keempat, terdapat beberapa layar LCD yang terhubung dengan CCTV sehingga membantu umat yang mengalami gangguan mata seperti mata minus dan lainnya dapat melihat dengan jelas di layar monitor, dua diantaranya terletak di bagian paling depan, kiri dan kanan altar, serta beberapa TV menempel di tiang dalam ruangan. Selama saya memasuki beberapa gereja katolik, baru gereja inilah yang memasang layar LCD, berisikan informasi-informasi seputar gereja pada saat sebelum misa dimulai dan berisikan teks lagu pada saat misa sedang berlangsung.
Kelima, gereja ini terdapat beberapa ornamen gerejawi berupa patung Yesus, Bunda Maria, Santo Yosef dan beberapa orang suci lainnya serta terdapat pula lukisan yang sangat besar dari biasanya.
Sebenarnya hampir di setiap gereja memiliki ornamen gerejawi seperti yang disebutkan di atas namun tak sebesar di gereja ini maka hal itulah yang juga menjadi keunikan gereja ini.
Keenam, gereja ini sepertinya memiliki beberapa AC (Air Condition) karena ketika berada di dalam walaupun ruangan dalam keadaan tertutup, pintu ditutup ketika misa dimulai namun udara sekitar gereja masih terasa segar, seperti menghirup udara ketika kita berada di dalam ruangan ber-AC lainnya seperti di hotel dan mall-mall.