Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Budaya Beragama Berdasar Geografis dan Toleransi Budaya

Diperbarui: 11 November 2022   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kabardamai.id

Globalisasi mendorong adanya perpindahan masyarakat dari suatu negara ke negara lain. Berbagai kebudayaan dan kebiasaan dapat diterima dan diberikan dari sebuah negara kepada negara lain, dan terjadi interaksi dalam kedua negara tersebut. Bentuk interaksi dapat terjadi dalam 2 bentuk, yakni asimilasi dan akulturasi. 

Bisnis, pendidikan, ekonomi, agama, sosial, dan banyak aspek lain yang ada di dalam interaksi kedua negara. Contohnya, Dalam bidang pendidikan, globalisasi mempengaruhi demografi (jumlah siswa dan mahasiswa dalam sekolah dan universitas) di hampir semua negara di Amerika dan Eropa (Samovar. L. A, 2017).  

Dalam bidang agama, saat ini terjadi berbagai perbedaan pendapat dan pandangan suatu negara terhadap agama-agama yang ada di dunia. Masyarakat perlu memahami tentang adanya batasan antara budaya dan agama. Karena kedua hal ini bersinggungan dan berkaitan erat di penerapannya dalam sehari-hari. 

Dalam Bahasa Inggris, agama berarti religion. Kata ini berasal dari kata religio yang merupakan Bahasa Latin, dan berakar pada kata religare yang berarti mengikat. Agama selalu digunakan sebagai pedoman hidup manusia yang berfokus pada Tuhan, dalam menjalani kehidupannya (Bauto, 2016, p. 24). 

Sedangkan budaya adalah berbagai hal yang kita pelajari dan ajarkan pada orang lain, sehingga hidup di dalam tindakan kita sehari-hari. Budaya juga merupakan kebiasaan kita sebagai masyarakat. 

Budaya selalu membentuk berbagai aspek kehidupan, khususnya agama. budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi  manusia  dengan  kitab  yang  diyakini  sebagai  hasil  daya  kreatif  pemeluk  suatu agama  tapi  dikondisikan  oleh  konteks  hidup  pelakunya,  yaitu  faktor  geografis,  budaya dan beberapa kondisi yang objektif (Mahfuz, 2019, p. 44).

Kita harus memahami, bahwa agama di setiap daerah memiliki pemikiran dan perkembangan masing-masing sesuai dengan daerah geografisnya. Misalnya, di daerah Jawa pedalaman masih erat dan kental dengan adanya animisme dan dinamisme. Namun, jika kita lihat di kota-kota besar, sudah susah sekali ditemukan masyarakat yang memercayai hal-hal tersebut. Sama halnya jika kita lihat dengan skala perbandingan yang lebih besar. 

Jika kita melihat tata cara dan pemahaman agama Hindu di Bali, pasti memiliki perbedaan yang signifikan jika kita melihat agama Hindu di India. Masih banyak perbedaan yang dapat kita amati dari perbedaan geografis. 

Namun perbedaan-perbedaan tersebut justru merupakan suatu kearifan lokal dan ciri khas budaya tiap daerah. Perbedaan yang ada menjadikan sebuah daerah memiliki ciri khas tertentu, sehingga dapat dikenal dengan budaya beragama mereka yang berbeda dengan daerah lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline