Lihat ke Halaman Asli

Keluarga sebagai Penyebar Nilai Budaya yang Utama

Diperbarui: 15 September 2022   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: www.freepik.com

Keluarga merupakan tempat pertama manusia untuk berkembang dan belajar. Ada 2 jenis keluarga menurut Samovar (2015), yakni keluarga nuclear, dan juga keluarga extended. 

Perbedaan diantara keduanya adalah nuclear family mencakup hanya sebatas orang tua dan anak. Sedangkan extended family merupakan pelebaran dari nuclear family seperti kakek, sepupu, dan yang lainnya. 

Saat saya mencoba untuk mencari informasi tentang berbagai nilai kebudayaan yang diturunkan dari orangtua, saya menemukan beberapa budaya atau kebudayaan yang diturunkan dan tidak diturunkan dari orang tua saya. 

Mereka memiliki alasan tersendiri mengapa mereka tidak menurunkannya (atau mengubah) dan mengapa mereka memilih untuk memertahankan untuk meneruskan beberapa kebudayaan. Beberapa contoh kebudayaan yang tidak diturunkan (atau diubah) oleh orang tua penulis adalah sebagai berikut:

  • Saat makan bersama dengan keluarga, kakek saya mengajarkan kepada Ayah saya bahwa berbicara saat makan adalah hal yang tabu. Mereka melarang ayah saya dan keluarganya bahwa hal tersebut dilarang untuk dilakukan. Namun, apa yang Ayah saya turunkan dan berikan pada saya adalah hal yang berbeda. Ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak ia berikan karena ia lebih memilih waktu yang dihabiskan saat makan juga bisa digunakan untuk bercerita tentang kehidupan pribadi keluarga masing-masing. Ia juga tidak melarang untuk bercanda saat makan, hanya saja, tahu waktu dan tempat saat makan bersama.
  • Perihal rokok, kakek saya tidak pernah melarang Ayah saya untuk merokok. Kakek saya tidak memberikan larangan, sehingga semua anaknya dapat merokok secara bebas. Berbeda dengan apa yang Ayah saya sampaikan kepada keluarga kami, bahwa rokok adalah hal yang paling dilarang secara tegas oleh keluarga kami. Ayah saya sangat melarang saya untuk menghisap rokok secara aktif. Alhasil, sampai saat ini saya secara pribadi tidak pernah merokok dengan adanya larangan tersebut.
  • Saat berziarah ke makam, kakek saya selalu mengatakan bahwa kita juga harus mendoakan mereka agar selalu tenang di sisi-Nya. Namun, yang Ayah saya ajarkan adalah ziarah menjadi sebuah 'kunjungan' kepada mereka yang sudah meninggal. Sehingga terjadi perbedaan perilaku dan tindakan saat extended family saya berkunjung di makam kerabat yang sudah meninggal.

Dengan adanya beberapa budaya yang diajarkan oleh orang tua Ayah saya maupun orang tua saya sendiri, ada beberapa budaya yang selalu diingatkan dan diajarkan untuk dilakukan, diantaranya:

  • Sopan santun. Saat kita sedang berjalan atau lewat di depan orang yang lebih tua, kita harus 'permisi' atau menyapa mereka saat lewat. Hal ini dilakukan karena menurut Ayah saya, dengan siapapun kita bertemu di jalan, khususnya orang yang lebih tua, kita harus menyapa mereka agar menunjukkan kesopanan kita. Kita tidak boleh asal lewat dan acuh terhadap kehadiran mereka.
  • Etika kepada orang tua. Saya masih memiliki orang tua yang peduli terhadap diri saya sendiri. Mereka selalu mengajarkan untuk berpamitan kepada mereka, tentang apa yang akan mereka lakukan di hari itu. Secara kasar, orang tua selalu menanyakan "Kok keluar terus?". Mulai dari pergi bersama siapa, pulang pukul berapa, dan masih banyak lagi. Semua orang memiliki proporsinya masing-masing. Kita juga harus menghormati orang lain, khususnya dengan orang tua. Kita juga harus peduli dan membantu orang lain yang kesusahan.

Dari beberapa kebudayaan yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya yang diajarkan orang tua kepada keluarga selalu berganti seiring berkembangnya zaman. 

Dari apa yang diajarkan oleh Ayah saya, kemungkinan besar juga akan berbeda dengan apa yang akan saya ajarkan kepada keluarga saya esok hari nanti.

Samovar, L.A, Porter, R.E, McDaniel, E.R, Roy, C.S. (2015). Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline