Lihat ke Halaman Asli

Menuju Pendidikan Berkualitas Melalui Pengurangan Angka Anak Tidak Sekolah

Diperbarui: 19 Desember 2024   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu pilar utama pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan. "Pendidikan Berkualitas" adalah tujuan ke-4 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Indikator 4.1.2 (a), yang menghitung jumlah anak tidak sekolah pada jenjang PAUD, SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat, merupakan indikator penting untuk mencapai tujuan ini. Indonesia sangat relevan dengan indikator ini karena negara ini menghadapi banyak masalah dalam memastikan akses pendidikan yang merata bagi semua anak.

Data menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak bersekolah sangat rentan di masa depan. Ketidakhadiran pendidikan formal tidak hanya menyebabkan tingkat literasi dan keterampilan yang rendah, tetapi juga meningkatkan kemungkinan anak-anak terjerumus ke dalam siklus kemiskinan. Meskipun akses pendidikan telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, angka anak tidak bersekolah di Indonesia masih menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius.

Beberapa faktor utama penyebab anak tidak sekolah di Indonesia meliputi kemiskinan, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, lokasi geografis yang sulit dijangkau, dan praktik budaya tertentu. Anak-anak dari keluarga miskin sering kali dipaksa untuk bekerja guna membantu perekonomian keluarga, sehingga mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan. Di sisi lain, anak-anak di daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses ke fasilitas pendidikan yang memadai, baik karena kurangnya infrastruktur maupun tenaga pengajar.

Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini, seperti memberikan Program Indonesia Pintar (PIP), menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan meningkatkan infrastruktur pendidikan di wilayah terpencil. Program-program ini bertujuan untuk mengurangi beban biaya pendidikan bagi keluarga tidak mampu dan memastikan bahwa anak-anak dapat terus belajar. Selain itu, gerakan masyarakat seperti kampanye literasi dan advokasi pendidikan juga turut membantu menekan angka anak tidak sekolah.

Tantangan tetap ada. Salah satu cara untuk memastikan bahwa program-program tersebut benar-benar mencapai tujuan mereka adalah dengan memastikan bahwa tujuan mereka tercapai. Untuk mengetahui sejauh mana upaya ini berhasil mengurangi jumlah anak tidak sekolah, evaluasi dan pengawasan terus menerus diperlukan. Di sisi lain, metode kreatif, seperti pembelajaran online untuk anak-anak yang tinggal di daerah terpencil, juga dapat menjadi solusi yang mungkin di era teknologi saat ini.

Mengurangi jumlah anak yang tidak melanjutkan sekolah tidak hanya memenuhi target SDGs tetapi juga membangun generasi yang berkualitas untuk masa depan. Dengan memastikan bahwa setiap siswa menerima akses ke pendidikan yang layak, kita tidak hanya memberikan mereka kesempatan untuk mewujudkan impian mereka, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Untuk memastikan semua anak di Indonesia mendapatkan pendidikan berkualitas, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangatlah penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline