Lihat ke Halaman Asli

Permainan Tradisional yang Terlupakan

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sore itu kulangkahkan kakiku menyusuri sebuah perkampungan yang penuh dengan keceriaan anak-anak. Kampung itu terletak tidak jauh dari kota Yogyakarta, tepatnya dusun Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Gelak tawa anak-anak terlihat jelas diraut wajah mereka. Ketika mereka sedang kami temui, tampak seorang bocah sedang menangis karena jatuh tersandung sebuah batu. Anak-anak tersebut membawakan keceriaan tersendiri bagi orang-orang yang berada disekitarnya. Banyak anak yang saling kejar mengejar saat permainan berlangsung. Mereka sedang bermain petak umpet, dan ketika salah satu teman yang mereka temukan, mereka berlari sangat cepat untuk kembali ke pos awal.

Terdapat anak-anak lain yang sedang bermain gobak sodor. Ya, menurut saya permainan tersebut sangatlah sportif. Karena membuat mental anak untuk peduli terhadap satu sama lain, tidak ada kecuragan dalam bermain. Permainan itu membuatku untuk ikut bermain, serasa teringat kembali waktu kecil dahulu. Sering bermain permainan-permainan tradisional bersama teman-teman sebaya. Jika melihat kenyataannya diera saat ini, sangatlah berbanding terbalik dengan zaman kecil dahulu

Banyak anak-anak zaman sekarang yang terpengaruh dengan adanya teknologi-teknologi yang semakin canggih. Banyak anak-anak yang sepulang sekolah langsung di depan layar komputer atau televisi. Mereka telah terpengaruh dengan pesatnya teknologi. Kemajuan teknologi seperti game online, playstation telah merusak mental anak-anak zaman sekarang. Karena menimbulkan sifat kecurangan dan tidak saling sportif antara pemain satu dengan yang lainnya. Menimbulkan sifat persaingan yang ketat, tidak seperti permainan tradisional, dalam permainan tersebut terdapat pelajaran yang sangat baik untuk dipetik, yaitu merangkul musuh menjadi teman dan berusaha untuk menyelesaikan permainan tersebut secara bersama-sama.

Mental anak-anak yang bermain permainan tradisional lebih matang dibandingkan anak-anak yang telah terpengaruh oleh pesatnya teknologi. Karena permainan tersebut menimbulkan mental yang sportif dan saling peduli terhadap satu sama lainnya untuk menyelesaikan permainan tersebut. Sayang sekali jika permainan tradisional sudah tergeserkan oleh permainan modern. Saatnya untuk kita sebagai orang dewasa memberikan penyuluhan kepada adik-adik kita tentang budaya permainan tradisional yang semakin terpuruk diera modern ini. Selain itu, budaya permaianan tradisional juga menimbulkan sifat yang saling peduli terhadap satu sama lain. Sifat sportif dalam permainan tersebut, tidak ada kecurangan didalam permainan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline