Implementasi Kurikurilum Merdeka atau lebih dikenal dengan IKM sebenarnya bukan bentuk kurikulum baru, melainkan penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Selama ini banyak yang memberikan komentar bahwa ganti menteri pasti akan disertai dengan ganti kurikulum. Namun kenyataannya IKM yang digulirkan oleh Kemendikbuddristek untuk pendidikan dasar dan menengah dinyatakan sebagai kurikulum baru yang harus dipelajari oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan materi di kelas. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang
Karena pada kenyataannya CP/Capaian pembelajaran atau KD/Kompetensi Dasar (pada kurikulum 13) yang harus dikuasai oleh peserta didik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Jika pada kurikulum sebelumnya pemerintah membagi KD-KD atau CP-CP yang harus dikuasai oleh peserta didik per kelas. Sehingga ketika guru menyampaikan materi di dalam kelas, guru akan menyiapkan bahan ajar yang sudah diplot untuk kelas tertentu dan harus diselesaikan atau dituntaskan pada kurun waktu tertentu. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 7 akan mendapatkan materi tentang teks deskripsi yang akan diberikan di semester pertama. Peran guru sangat besar untuk menyiapkan materi yang akan diajarkan. Guru hanya tertantang untuk mentransfer pengetahuan bahan ajar yang dikuasainya tanpa mempertimbangkan potensi apa yang akan dikembangkan peserta didik dengan mempelajari bahan ajar tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Dari sisi peserta didik, mereka hanya menerima, mempelajari, mengerjakan tugas sebagai respon penguasaan materi yang diberikan guru. Kemudiam menyelesaikan penilaian harian sebagai bentuk bahwa kemampuan menguasai KD yang diberikan guru. Dari proses pembalajaran di kelas seperti ini, guru akan memberikan nilai terhadap penguasaan KD yang dimiliki peserta didik.
Namun dalam kurikulum Merdeka yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 13, guru hanya diberikan CP atau KD secara global. Guru diberikan kemerdekaan untuk menyusun CP yang akan diberikan kepada peserta didik.
Mengapa CP diberikan secara global?
1. Karena diharapkan guru lebih bebas untuk merancang bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik. Jika pada kurikulum sebelumnya guru sudah tahu bahan ajar apa saja yang akan diberikan di kelas tertentu misalnya di kelas 7, 8 atau 9. Maka di kurikulum merdeka belajar in, guru diberikan kebebasan memilih bahan ajar mana dulu yang akan diberikan di kelas tertentu. Bisa jadi, seorang guru akan mengubah materi ajar yang tadinya diberikan di kelas 8, akan diberikan di kelas 7 atau kelas 9.
2. Selain diharapkan guru bisa merancang bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik, seorang guruharus mampu menggiring peserta didik untuk menerapkan nilai manfaat bahan ajar yang dikuasai ke dalam bentuk projek yang harus dikerjakan peserta didik.
3. Ketika guru menggiring peserta didik untuk mengerjakan projek yang sudah dipilih, maka dibutuhkan materi ajar yang dibutuhkan, jelas hal ini membutuhkan kejelian guru untuk memilih dan memberikan bahan ajar yang sesuai dengan projek yang sudah ditentukan.
4. Karena kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum yang menggunakan metode project base learning maka seorang guru harus menyiapkan materi apa yang dibutuhkan peserta didik sebelum mengerjakan sebuah projek yang ditentukan.
Berdasarkan beberapa hal di atas. maka IKM merupakan kurikulum yang lebih ditujukan kepada guru agar lebih siap merancang bahan ajar agar peserta didik dapat menemukan nilai manfaat bahan ajar yang didapat dan proses belajar menjadi lebih menyenangkan, bukan hanya memahami dan menjelaskan, tetapi mampu menjadikan peserta didik dapat menemukan nilai manfaat, dan mengkreasikan materi ajar yang didapat sesuai kemampuan yang dimiliki peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H