Sudah merupakan tradisi lama di kalangan tetangga kami, ketika merayakan hari besar keagamaan seperti Idul Ftri, mereka semua mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama orang tua di kota tempat kelahiran mereka atau di kota tempat tinggal orang tua mereka. Dan di tahun 2021 ini merupakan hari raya kedua di masa pandemi Covid 19. Pemerintah sekali lagi menganjurkan kepada semua warganya untuk merayakan Idul Fitri di rumah saja tidak harus mudik atau merayakan Idul di kampung halaman.
Anjuran ini rupanya disambut dengan positif bagi tetangga kami yang sedang merayakan hari kemenangan ini. Biasanya di hari Idul Fitri, kami tidak memiliki tetangga karena semua tetangga sehari sebelum perayaan Idul Fitri mereka sudah pada cabut ke Home Town mereka masing-masing, dan tinggallah kami yang kebetulan non muslim satu-satuanya di lingkungan RT kami dan beberapa keluarga yang ada. Tapi tahun ini merupakan tahun yang berbeda, di hari Idul Fitri ini , kami masih melihat tetangga kami sebagian besar merayakan Idul Fitri bersama. Ada hal yang lain kami rasakan, sepertinya kami menemukan keluarga baru dalam perayaan Idul Fitri kali ini.
Setelah melaksanakan sholat id di musholla yang kebetulan terletak di sebelah rumah kami, para tetangga tidak langsung pulang tapi mereka merayakan Idul Fitri di halaman musholla untuk merayakan idul Fitri suatu pemandangan yang tidak biasa kami lihat sebelumnya.
Sepertinya kami menemukan keluarga besar yang selama ini kami selalu bersama-sama selama satu tahun penuh kami jalani bersama, dan biasanya di Idul Fitri kami justru jarang melihat mereka, karena sebagian besar dari mereka justru pergi mengunjungi keluarga atau orang tua mereka. Dan kali ini Covid membawa berkah buat kami semua. kami menemukan keluarga besar baru di mana kami bisa merayakan Idul fitri bersama, setelah setahun bersama melewati masa-masa menyenangan sebagai tetangga.
Pandemi Covid memang membuat segalanya berubah dan mengajarkan banyak hal.
1. Kita diingatkan untuk menjaga kebersihan diri, yang selama ini kita anggap remeh. Tidak pernah sekalipun kita memikirkan untuk mencuci tangan tiap saat, atau mengganti baju setelah bepergian atau keluar rumah.
2. Dengan adanya Covid kebersamaan semakin solid. terbukti jika ada keluarga di sekitar rumah kita tertular Covid, maka tetangga kanan kiri menjaga dan menguatkan si penderita dengan melalui media WAG. Terbuktikan bahwa keluarga terdekat kita adalah tetangga kanan kiri kita. dalam haliini kami mengucap syukur bahwa ketika keluarga kami terpapar Cofid 19, para tetangga sangat memperhatikan keluarga kami dengan membantu menyediakan keperluan sehar-2, Tetangga kami adalah tetangga yang laur biasa, Kepedulian dan toleransi mereka sangat tinggi. Ini membuat kami cukup nyaman tinggal di lingkungan kami saat ini.
3. Tanpa terasa Covid membentuk pertalian kekeluargaan semakin erat antar tetangga. Terima kasih untuk semuanya.
Covid menyadarkan kami bahwa tetangga kami adalah keluarga terdekat kami, pabila kami mendapat musibah atau masalah , orang yang pertama yang dapat kami mintai tolong adalah tetangga. bagaimana di tempat saudara? Apakah tetangga kalian sekeren dengan tetangga di tempaku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H