Lihat ke Halaman Asli

Adrian Chandra Faradhipta

TERVERIFIKASI

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Berikut 5 Tips Mengajukan Keluhan Tanpa Perlu Kekerasan

Diperbarui: 18 April 2021   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang sedang komplain. Sumber: Freepik.com/yanalya

Lini masa dihebohkan dengan video komplain disertai kekerasan fisik dari seorang Bapak terhadap seorang perawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Palembang, kemarin, 16 April 2021.

Usut punya usut Bapak tersebut tersulut emosi karena anaknya yang dua tahun yang masih aktif bergerak dicabut infusnya oleh seorang perawat bernama Christina Marauli, entah karena kondisi anak yang sedang aktif atau cara mencabut infusnya yang kurang baik sehingga ketika dicabut darah mengalir dari bekas tempat infus sang anak.

Penyerangan Perawat RS Siloam Sriwijaya. Sumber: wartakota.tribunnews.com

Kejadian ini sempat direkam oleh seorang petugas rumah sakit dan berakhir viral di media sosial bahkan menjadi tajuk utama di berbagai surat kabar.

Terlepas benar tidaknya kurangnya kualitas pelayanan Rumah Sakit atau kondisi anak yang aktif, dari kejadian tadi kita melihat sebuah benang merah bagaimana sang bapak tidak dapat menyampaikan komplain atau keluh kesahnya terhadap pelayanan rumah sakit dan akhirnya berujung kekerasan fisik yang tentu disesalkan oleh banyak pihak. 

Peristiwa tadi sebenarnya bukan di kasus ini saja terjadi banyak kejadian sejenis yang terjadi dalam kehidupan kita, ketika kita mengajukan komplain dengan cara yang tidak benar lalu justru berujung bentrokan sampai penyerang fisik.

Lalu bagaimana sih  sebenarnya menyampaikan komplain atau keluhan yang baik tanpa perlu kekerasan ? Berikut 5 tips yang bisa kita lakukan.

Pertama, Verifikasi Kebenaran Komplain Anda

Ilustrasi. Sumber: islami.co


Banyak dari kita yang terkadang bersikap reaktif dan tidak melihat suatu keadaan secara jernih ketika kita meraa dirugikan oleh pihak lainnya semisal ketika berada di fasilitas pelayanan publik seperti sekolah ataupun kantor-kantor pemerintahan.

Lebih parahnya kita justru salah mengidentifikasi kebenaran masalah yang terjadi dan langsung saja menyalahkan pihak lainnya.

Semisal ketika sedang menunggu antrean di toilet yang cukup lama kita langsung teriak dan marah kepada yang sedang di toilet, ternyata faktanya yang sedang di toilet adalah seorang disabilitas yang mempunyai kesulitan bergerak atau orang tersebut ternyata sedang sakit diare yang parah yang seharusnya kita maklumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline