Lihat ke Halaman Asli

Adrian Chandra Faradhipta

TERVERIFIKASI

Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

5 Tips Melawan Ejekan Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

Diperbarui: 20 Februari 2021   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang yang mengalami perundungan dan ejekan.| Sumber: KOMPAS.com/LAKSONO HARI W

Cung siapa di sini yang pernah menjadi objek ejekan dari karib kerabat, teman ataupun orang-orang yang baru kenal atau tidak dikenal sama sekali seperti di social media?

Di setiap pertemuan keluarga sering sekali kita disodori pertanyaan kapan kita akan menikah, sudah punya pasangankah, sudah punya anak berapa, kendaraan apa, bekerja di mana, dan lain sebagainya. 

Alih-alih karena peduli terkadang pertanyaan tersebut hanya untuk membuktikan eksistensi seseorang saja dan menjadi bahan tertawaan di tengah keluarga. 

Di lingkungan pergaulan pun tidak jauh berbeda, masih ada saja teman dekat ataupun bahkan yang tidak terlalu dekat yang suka nyinyir terhadap diri kita, terkadang ada yang menyampaikan bobot tubuh kita yang semakin bertambah, kulit kita yang semakin gelap, ataupun perkara gaji dan kehidupan sehari-hari kita. 

Syukur, jika nada bicaranya asertif dan tidak bermaksud mengejek, sebaliknya banyak yang lebih kepada menyindir dan merendahkan tidak tahu tempat dan kondisi dari lawan bicaranya.

Ilustrasi diejek oleh teman (Sumber: anxiety.org)

Tak pelak juga ini terjadi pada pasangan kita, semisal istri dan anak-anak kita, tak jarang juga masih aja banyak orang-orang yang tidak memiliki empati serta sopan santun dalam mengomentari segala hal terkait kehidupan orang lain.

Ejekan-ejekan sosial ini dalam bentuk body shaming, merendahkan harga diri seseorang, mengecilkan pencapaian seseorang tentu perlu untuk disikapi dan direspon dengan bijak, apalagi jika disampaikan dengan nada yang tidak asertif dan cenderung menginjak-injak harga diri seseorang.

Di lain sisi kerap juga ketika direspon balik banyak yang mengatakan kita baperan, padahal hakikatnya kita membela harga diri kita, kita ingin menghentikan budaya perisakan secara "halus" yang telah membudaya ini, kita ingin membela orang-orang yang dirisak agar mereka tidak terus menjadi bulan-bulanan.

Dari pengalaman saya pribadi ada 5 tips yang bisa kita lakukan ketika menghadapi kondisi seperti ini:

Pertama, Hindari Orang-orang yang Kerap Mengejek Orang Lain

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline