Lihat ke Halaman Asli

Adrian Chandra Faradhipta

TERVERIFIKASI

Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Berwisata ke Pulau Peucang yang Eksotis

Diperbarui: 14 Juli 2020   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dermaga di Pulau Peucang. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Siapa yang tidak mengenal Taman Nasional Ujung Kulon yang menjadi satu-satunya taman nasional di dunia yang berfokus pada pelestarian Badak Bercula Satu endemik Indonesia?

Namun, berapa banyak dari kita yang mengetahui bahwa di dalam Kawasan Nasional Ujung Kulon ini juga terdapat banyak  tempat wisata lain yang unik dan patut masuk dalam wishlist Anda selanjutnya. Salah satunya adalah Pulau Peucang.

Beberapa tahun lalu saya bergabung dengan rombongan open trip menuju Pulau Peucang. Pada masa itu biaya yang perlu kita siapkan sekitar 400-750 ribu rupiah tergantung dengan paket wisata dan fasilitas yang didapatkan.

Saya mengambil paket lengkap pada kali itu. Paket open trip ini sangat cocok bagi para pekerja di Jakarta yang hanya memiliki waktu untuk berwisata di akhir pekan.

Perjalanan kami awali dengan berkumpul pada suatu Jumat malam di Dunkin Donuts Plaza Semanggi. Pukul 20.00 para rekan open trip serta guide perjalanan pun telah berkumpul, kami pun memulai perjalanan dengan sejenis bus travel menuju Pulau Peucang.

Perjalanan kami memakan waktu sekitar 9-10 jam menuju Desa Sumur tempat kapal-kapal menuju Pulau Peucang bersandar. Sebelum menaiki perahu kami sarapan terlebih dahulu dan beristirahat sejenak mempersiapkan diri menuju Pulau Peucang.

Desa Sumur ini sendiri adalah tipikal desa nelayan dimana sebagian besar penduduknya menjadi nelayan. Namun, karena semakin naiknya animo masyarakat untuk berkunjung ke Pulau Peucang dan wilayah sekitarnya maka banyak juga nelayan yang menyewakan kapal-kapalnya untuk dipakai para pelancong bahkan sebagian juga menyediakan tempat pemandian umum serta menjual berbagai makanan dan minuman untuk disantap para pengunjung. Jangan lupa untuk mengabadikan aktivitas jual beli ikan di sekitar pantai  yang menarik jika berkesempatan mengunjungi daerah ini pada pagi hari.

Setelah sarapan kami pun menaiki kapal nelayan yang masih dirakit dari kayu namun sudah dilengkapi dengan mesin jet untuk mempercepat laju kapal. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai Pulau Peucang.

Selama perjalanan hembusan angin bercampur garam serta terik mentari pagi sukses membuat nuansa liburan tropis sangat terasa apalagi diiringi dengan obrolan singkat dengan teman-teman baru, tak dinyana ternyata salah satu peserta open trip adalah adik kelas saya semasa di SMA dahulu. What a small world!

Babi hutan berkeliaran di Pulau Peucang. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Rusa berkeliaran di Pulau Peucang. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sesampainya di Pulau Peucang nampaknya rasa lelah dan kantuk langsung sirna. Kami di sambut dengan hamparan pasir putih yang mempesona.

Cukup terkejut ketika sampai di sana banyak sekali hewan liar seperti monyet, rusa dan babi liar berjalan-jalan di sekitar dermaga dan tempat penginapan yang ada di tengah pulau dengan santai dan tanpa gangguan. Mereka nampaknya sudah sangat akrab dengan para pengunjung di sekitar pulau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline