Lihat ke Halaman Asli

Adrian Chandra Faradhipta

TERVERIFIKASI

Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Kerlap-kerlip Dotonbori di Malam Hari

Diperbarui: 7 Mei 2020   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfoto di depan Glico Man, Dotonbori. Sumber: Dokumen Pribadi

Jika berkunjung ke Osaka jangan melewatkan untuk berkunjung ke kawasan Dotonburi yang terkenal dengan Ikon Glico Man dan kanal sungai yang berada di tengahnya.

Bersama keluarga November 2019 lalu kami mengunjungi Dotonbori. Perjalanan menuju Dotonburi kami tempuh dengan kereta api Nankai-Koya Line dengan tujuan Namba dari Stasiun Shin-Imamiya yang hanya menyeberang jalan dari hotel kami. Diperlukan waktu sekitar 5 menit saja untuk sampai ke Stasiun Namba. 

Kami memilih waktu berkunjung pada malam hari karena kami pikir akan lebih meriah dengan kerlap-kerlip lampu-lampu neon yang cantik dan banyaknya para pengunjung yang datang. Sesampainya stasiun Namba kami hanya perlu berjalan sekitar 20 menit untuk sampai ke pusat Dotonbori. 

Di Dotonbori hal pertama yang kami lakukan tentunya adalah mengambil foto di depan Ikon Glico Man. Awalnya kami sempat bingung untuk meminta tolong orang untuk mengambilkan foto karena suasana sangat ramai dan dipenuhi pelancong dari berbagai negara, namun untunglah ada sepasang suami istri yang kami kira adalah turis dari Tiongkok, namun ternyata adalah sepasang pelancong dari Indonesia perawakan Tionghoa dengan aksen jawa yang kental menyapa kami dan menawarkan bantuan untuk difoto. What a coincidence! Serasa ketemu saudara sendiri pikirku. Setelah mengobrol sebentar kami juga akhirnya bergantian untuk memfoto Bapak dan Ibu yang ramah tersebut.

Di depan pintu masuk Sihnsaibashi Suji Market

Setelah berfoto di depan Glico Man kami melanjutkan berkeliling kawasan Dotonbori yaitu ke Shinsaibashi Suji Market. Di Shinsaibashi banyak etalase berbagai jenis barang dari kosmetik, pakaian, souvenir, koper dan lain sebagainya. Harganya pun sangat bersahabat di kantong asalkan pandai-pandai mencari toko yang tepat. 

Kami melihat penjaja koper yang menjual koper-koper besar dengan dengan bentuk yang sangat menarik dan terlihat tahan banting hanya dijual sekitar satu sampai dua juta untuk 2 kopernya. Saya sempat tertarik membeli, namun saya urungkan karena terpikir betapa repotnya membawa kedua koper tersebut sembari juga membawa anak balita dan barang-barang perlengkapannya.

Sesudah berkeliling di Pusat Perbelanjaan Shinsaibashi, kami menuju sebuah restoran yang menyediakan ramen dan makanan ringan halal khas Jepang lainnya yaitu Restoran Halal Naritaya Osaka minami. Jaraknya sekitar 20-30 menit berjalan kaki dari Shinsaibashi.

Ramen Ayam khas Naritaya. Sumber: Dokumen Pribadi

Sesampainya di restoran Naritaya, kami langsung memesan signature dish mereka berupa Ramen Ayam. Rasanya menggoyang lidah dan harganya sangat terjangkau. Sangat direkomendasikan untuk para pelancong muslim untuk mampir ke restoran ini. Untuk makanan sebenarnya di Daerah Dotonburi sendiri banyak menjual jajanan kaki lima seperti Takoyaki, Okonomiyaki dan lain sebagainya. Namun, perlu lebih berhati-hati bagi pelancong muslim untuk memeriksa kehalalannya karena banyak juga bahan makanan yang tidak halal dicampurkan dalam jajanan tersebut.

Selesai perut kami kenyang menikmati mi ramen yang nikmat tadi, kami pun pulang menuju hotel dengan menggunakan kereta api dari Stasiun Namba dengan tujuan Stasiun Shin-Imamiya tempat awal kami berangkat tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline