Lihat ke Halaman Asli

Adrian Chandra Faradhipta

TERVERIFIKASI

Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Ibu Pertiwi Saat Ini, Sebuah Perspektif

Diperbarui: 9 April 2019   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Kita tidak perlu menjadi seorang yang bergelar akademik tinggi untuk tahu apa yang terjadi di negeri ini

Kita tidak harus menjadi seorang petinggi untuk tahu bagaimana kondisi bangsa ini

Kita juga tidak wajib memiliki harta dan uang sampai tak berseri untuk sekedar mengetahui bagaimana perasaan ibu pertiwi akhir-akhir ini

Cobalah sesekali kau tengok bagaimana kesenjangan sosial yang ditampakkan di sepanjang jalan yang kau lalui setiap hari

Cobalah sesekali kau amati bagaimana ketidakadilan di semua cabang kekuasaan terjadi bahkan dilindungi

Cobalah juga sesekali kau tanyakan kepada mereka yang terdzolimi karena kebohongan janji-janji


Nampaknya aku tidak pernah merasakan kita begitu terbelah dan berjarak sejauh ini
Rasanya aku juga tidak pernah menyaksikan bahwa golongan tertentu dengan jelasnya terus menggerusi kekayaan negara ini

Keherananku pun menjadi-jadi ketika suatu kasus yang nampaknya remeh dibandingkan kasus terorisme yang begitu kompleks dan rapi dapat diatasi dan ditelusuri hanya dalam hitungan hari, tetapi kasus air keras nampaknya akan menjadi cerita tanpa titik dan tepi

Seorang menteri koordinator di bidang kemaritiman berperan layaknya super menteri yang berhak komentar atas infrastruktur, ekonomi, bahkan ikut meresmikan proyek abal-abal di Bekasi tempo hari, tapi lucunya dia sendiri berbeda konsep dengan bawahan menteri di topik dunia bahari

Banyak kasus mereka yang ditangkapi hanya karena perbedaan memilih nomor seri dengan incumbent saat ini
Tapi, itu akan berbeda jika kasusnya justru sebiduk dan sehaluan dengan pemegang kekuasaan saat ini

Kasihan para petani, belum juga panen selesai mereka impor lagi alasannya karena kebutuhan dalam negeri serta industri yang tinggi
Pembangunan sangat masif tapi sayangnya dipenuhi dari pinjaman luar negeri parahnya lagi banyak yang menguap disana sini
Ya mungkin bisa dipakai untuk membangun rumah yang baru lagi atau juga menjadi modal untuk kampanye di periode yang akan datang nanti

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline