Lihat ke Halaman Asli

Peduli Sampah, Sampahku Tanggung Jawabku

Diperbarui: 19 Februari 2016   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

2 hari lagi menjelang peringatan hari peduli sampah nasional, tepatnya minggu 21 februari 2016. 21 februari merupakan refleksi dari kejadian tsunami sampah TPA Leuwi Gajah Cimahi pada tahun 2005. Dimana 6,5 hektar timbunan sampah longsor dan menimpa 80 rumah warga kurang lebih di desa Cilimus Kec batujajar timur, Kab Bandung Barat dan menelan kurang lebih 150 korban jiwa.

Kejadian tersebut menjadi pembelajaran untuk indonesia, menjadi bahan refleksi untuk kita semua. Bahwa sampah adalah tanggung jawab kita, tanggung jawab bersama, sudah lumrah jika sampah kembali ke tempat pembuangan akhir, menumpuk dan terus meumpuk setiap hari bahkan menit atau jam. Itu adalah refleksi dari konsumsi kita setiap hari, sampah yang kita hasilkan biasanya akan berakhir dengan metode tersebut,

ataupun lebih ekstrem lagi kita bisa saja membuangnya tanpa aturan, membuang sembarangan dijalan, ke sungai, atau tempat tersembunyi yg biasa dijadikan target buang sampah. Hal tersebut karna keterbatasan dan kurangnya manajemen yang baik dalam pengelolaan sampah, hal itu pula bukan masalah budaya juga, tetapi adalah sikap kita, sikap semua pihak dalam masalah sampah ini, pemerintah sbg fasilitator juga eksekusi dan masyarakat sbg check and balancing, ya sampah adalah permasalahan dan tanggung jawab kita semua.

Bukanya lebih enak terlihat kalau kita mulai bergerak untuk mengelola sampah sendiri? Mengurangi sampah dari pola konsumsi kita sehari hari? Bukan mungkin lagi volume sampah ke TPA akan berkurang, umur TPA akan lebih panjang, tapi akan ada nilai lebih, yaitu kesadaran kita untuk lebih menghargai pola konsumsi dan mengurangi sampah dari sumber. Bergerak berkolaborasi sudah saatnya dilakukan.

Peran diri kita sangatlah penting, permasalahan sampah bukanlah permasalahan satu pihak, kita bisa melakukan upaya kecil untuk berani mengurangi, mengolah kembali, memakai ulang, contohnya memakai tumbler dalam beraktivitas, berfungsi untuk mengurangi kemasan AMDK, memakai Reusable Bag dalam belanja dan konsumsi kita dalam tiap kegiatan transaksi dan pembelian konsumsi, berfungsi mengurangi kemasan plastik atau kantong plastik.

Kabar baiknya, kini beberapa kota akan mencoba menerapkan sistem kantong plastik berbayar di berbagai supermarket, minimarket yang dicanangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia yg akan diterapkan mulai 21 Februari esok, lebih kabar baiknya jika kita perlahan sudah mulai peduli pada sampah yang kita hasilkan, minimal mengurangi.

Sampah adalah tanggung jawab bersama, tanggung jawab kita dan untuk kita, apalagi Indonesia memiliki cita cita untuk bebas sampah 2020, tak hayal cita cita tersebut adalah milik bersama dan menjadi kerja keras kita untuk mewujudkan hal tersebut semua adalah peranan kita. 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline