Lihat ke Halaman Asli

Nurdin dan Media

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Beberapa hari terakhir, kita mendapati banyaknya penolakan kepemimpinan Nurdin di berbagai media. Dalam sehari mungkin ada 10 hal berbeda tentang Nurdin di hari itu. Berlebihan atau tidak, itu yang saya pertanyakan dari media.

Harus diakui bagi negara Indonesia sepak bola merupakan komoditi bisnis sekaligus politik. Kehebatan tim sepak bola di suatu daerah pasti selalu membawa dampak bagi pemimpin organisasinya.

Dan ini nyata, ada banyak orang yang mengetuai organisasi tim sepak bola menjadi tokoh kenamaan di daerahnya. Entah itu jadi politisi, pebisnis handal, atau tiba-tiba melejit namanya dan mempunyai daya jual.

Dengan begini banyak orang yang semakin memikirkan sepak bola. Mau di bawa kemana sepak bola indonesia. Menjadi sebuah bisnis atau sebuah politik?

"Andaikata kami diberikan kebebasan suasana kondusif, kami bisa memutuskan. Keras sekali ancaman-ancaman dari berbagai pihak tetapi tidak kami layani. Kami tidak mau didikte. Jadi, inilah yang keputusan yang diambil," kata Tjipta Lesmana, Ketua Komite Pemilihan Eksekutif PSSI periode 2011-2015.dalam jumpa pers di Hotel Santika, Jumat (25/2/11).

Masalah kedua, soal media yang gencar membincangkan Nurdin.

Media mulanya tidak berpihak atas apapun yang terjadi pada Nurdin. Sekarang, mereka telah mengusung suatu kekuatan tersendiri menurunkan Nurdin.

Tidak salah karena memang itu kenyataannya. Ada banyak sekali demo yang menentang kepemimpinannya. Juga ada banyak orang yang berkomentar soal Nurdin. Dari Artis, Politisi hingga anak kecil. Semua tahu satu hal tentang Nurdin, yaitu turun.

Meski begitu Nurdin tetap enteng menjawab. "Saya tahu siapa yang membiayai. Saya juga tahu siapa yang merekayasa dan menebarkan kebencian terhadap saya. Saya hanya bersabar," ujar Nurdin di kediamannya di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (dari yahoo.co.id).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline