Lihat ke Halaman Asli

Aleydis Daniestya Pribadi

Mahasiswi Prodi Akuntansi S-1 Universitas Pamulang

Mengenal Agoraphobia

Diperbarui: 7 Juli 2021   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu Agoraphobia? Agoraphobia atau Agorafobia merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dimana penderita merasakan perasaan ketakutan dan khawatir di tempat umum. Orang yang menderita Agorafobia ini cenderung membatasi gerakannya hanya sebatas tempat yang dirasa aman, seperti rumah. Jadi, ketika penderita merasa bahwa mereka sedang berada di tempat yang asing mereka akan menunjukkan gejala gangguan kecemasan seperti mual, muntah, keringat dingin, jantung berdebar-debar, dan lain sebagainya.

Penderita fobia ini akan sangat kesulitan dalam menjalani kegiatannya seperti :

  1. Sekolah/Kuliah, dimana penderita akan kesulitan saat memulai presentasi atau kerja kelompok yang mengharuskan berkumpul di luar rumah.
  2. Bekerja, sebelum diterima bekerja pasti akan ada yang namanya tahap wawancara dan saat kita bekerja pasti akan sering bertemu orang baru serta tempat baru.
  3. Berpergian.
  4. Bersosialisasi.

Mengapa bisa timbul fobia tersebut? Belum diketahui pasti apa penyebab timbulnya Agorafobia, tetapi saya pribadi sebagai penderita Agorafobia, fobia ini muncul akibat kenangan masa kecil yang buruk. Saya menderita salah satu gangguan kecemasan ini awalnya beranggapan bahwa ini hanya efek dari asam lambung dimana setiap saya ingin beraktivitas saya selalu merasakan rasa mual, namun setelah dewasa saya merasa ini tidaklah wajar, karena semakin lama rasa mual yang saya rasakan selalu timbul bahkan hanya untuk sekedar keluar rumah. Maka dari itu saya konsultasi ke psikiater agar mendapatkan penanganan.

Saya tidak tahu apakah penyakit ini bisa disembuhkan atau tidak, tetapi saya meyakinkan diri saya bahwa saya bisa sembuh dan bisa melakukan aktivitas kembali tanpa perasaan cemas yaitu dengan cara:

  • Selalu berpikir positif.
  • Rutin konsumsi obat sesuai anjuran dokter.
  • Rajin konsultasi ke psikiater.

Bagi para pejuang mental illness, ayo kita yakinkan diri bahwa kita bisa sembuh dan dapat beraktivitas kembali selayaknya orang normal pada umumnya.

Jika ada keterbatasan biaya untuk konsultasi ke psikiater, sekarang layanan pengobatan gangguan kejiwaan dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Oleh sebab itu, anda bisa mendapatkan perawatan medis terkait kejiwaan tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline