Artikel kali ini sebenarnya adalah lanjutan dari tulisan "Sensasi Kuliah di Jiaoda," hanya saja kali ini berkaitan dengan makanan. Tentunya, yang sering terbelisat ketika berada di luar tanah air adalah terkait makanan yang sesuai atau tidak. Bisa jadi, perut, rasa atau aturan tidak sesuai dengan kebiasaan kita. Untuk pengalaman pribadiku di Jiaoda soal makanan Alhamdulillah tidak begitu bermasalah.
Makan tiga kali sehari bagi yang terbiasa. Tidak perlu takut boros, kantin disini sangat komplit mulai dari roti-rotian, nasi, mie, sayuran, maupun daging-dagingan. Takut tidak halal? Jangan khawatir juga, karena setiap kampus-kampus di Tiongkok terkhusus Jiaoda memiliki kantin halalnya tersendiri. Kantinnya terletak di student centre lantai 3 tak jauh dari kantin utama di Kampus utama, sementara di kampus timur letaknya di lantai satu persis depan lapangan sepakbola.
Selain itu, kalau bosan dengan makan di kantin, sesekali juga bisa mencoba restoran halal di sekitar kampus. Dengan logo lambang 清真 (qing zhen) atau lambang halal, itu berarti restoran tersebut termasuk tempat makan halal. Jangan khawatir, karena restoran dan tempat makan halal disini mudah sekali ditemukan. Hal ini karena Tiongkok masih memiliki banyak suku yang menganut agama islam seperti dari Uighur atau Hui.
Bicara soal harga, khusus untuk di kampus Jiaoda, harga makanan bervariasi. Tapi bisa kutakar untuk satu menu sayuran sekitar 1 s/d 6 RMB, sementara daging-dagingan juga antara 3 s/d 7 Rmb. Untuk nasi pun tidak terlalu mahal hanya satu RMB. Namun, patut diperhatikan bahwa jika ingin membawa pulang makanan akan kena 0.5 RMB untuk kantong dan bungkus plastiknya. Namun, sangat menguntungkan karena jika bawa pulang porsi bisa dimakan untuk seharian. Untuk minuman pun hanya 1.5 RMB per gelas. Jika tak ingin keluar uangpun bisa ambil air hangat dan sup gratis di sisi kantin.
Untuk diriku pribadi aku hanya menghabiskan makan sekitar 5 s/d 8 RMB sekali makan. Maka bisa bayangkan jika makan tiga kali sehari di kantin akan habis hanya sekitar 24 RMB paling maksimal. Cukup terjangkau jika dibandingkan makan di luar. Mau lebih hemat, maka bisa pilih untuk masak di Dorm karena disediakan dapur di setiap lantai.
Makanan pembuka dan penutup? Banyak sekali toko-toko kecil di kampus yang menyediakan buah-buahan siap makan seharga 3 RMB, es krim seharga 2 RMB, kue, maupun makanan ringan lainnya yang bisa menghiasi perut jika masih lapar. Tentunya harganya terjangkau dan tidak semahal yang kita bayangkan jika dibeli di luar.
Kalaupun kepepet seperti di sekitar lokasi 798 Artdistrict, gunakan strategi bertanya "Ni you mei you Zhu Rou he Zhu you ma? (Apakah ini pake babi atau minyak babi?)" jika mereka bilang "Mei You (tidak) maka Insya Allah aman. aku pernah mencoba makan hotplate seafood yang sistemnya all you can eat di hotpot seharga 68 Kuai.
Homesick? Kangen masakan Indonesia? Berarti harus mencoba restoran khas Indonesia di Beijing. Kedutaan seringkali menghidangkan makanan khas Indonesia, jadi bagi yang ingin mencicipi, rajin-rajinlah aktif di kegiatannnya. Selain itu, mainlah ke daerah Wudaokou atau Sanlitun. disana ada tempat makanan Indonesia yang cukup bisa mengobati rasa rindu tanah air.
Bagi muslim, vegetarian, penikmat Western Cuisine, Asian Cuisine, dll semua bisa didapat disini selagi kita mencari. Jadi kesimpulannya jangan khawatir untuk merasa kelaparan dan kurus selagi berada di negeri Tirai bambu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H