Lihat ke Halaman Asli

Dolly: Closed, Open, Closed, Open, and… Should be Closed Forever!

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ga tinggal di Surabaya pun kalau sebut nama Kota Surabaya pasti pernah dengar apa itu “Dolly”.

Yap! Dolly adalah kawasan prostitusi, konon terbesar di Asia Tenggara. Semarang punya Sunan Kuning. Jakarta punya Kramat Tunggak. Yogyakarta punya Sarkem. Sebagai warga Surabaya, lahir batin saya sama sekali tidak bangga kalau dibilang Dolly lebih terkenal daripada tempat-tempat lain itu.


Konon di jaman Belanda, ada pemakaman keluarga Dolly Van Der Mart yang kemudian dijadikan tempat hiburan malam bagi orang-orang Belanda.

Kini Dolly jadi kawasan padat penduduk. Tidak mudah membedakan mana warga yang baik (mengingat ada tempat ibadah besar di sana) dan mana warga yang menggantungkan hidup dari hal yang tidak baik itu. Menyatu. Simbiosis mutualisme. Guide, tukang parkir, tukang WC, sepertinya sudah jadi mata pencaharian para pemuda sekitar situ selama puluhan tahun lalu.


Kawasan Dolly ini merupakan jalan pintas dari Jalan Kedungdoro ke arah Dukuh Kupang, Darmo Satelit. Meski rada macet karena merupakan gang kecil tapi lebih dekat daripada harus memutar ke arah Mayjen Sungkono atau HR Muhammad. Hanya kalau terpaksa saja saya lewat sana. Sedih. Tiap kali saya harus memandang “akuarium” berisi kaum saya yang jauh lebih cantik jelita berpakaian serba terbuka. Duduk ga sopan di sofa agar lebih laris terjual. Seolah hanya bisa hidup jika jual diri. Ya Tuhan…


Bersyukur kini saya punya walikota wanita yang tegas dan punya nurani. Ibu Tri Rismaharini akan segera menutup Dolly! Persiapannya pun sudah lama. Beliau memberi modal mental, spiritual maupun keterampilan bagi PSK. Plus sangu pulang ke kampung halaman. Wes ojo balik-balik maneh yo nduk!

Sebelumnya, Ibu Tri Risma sukses menutup lokalisasi lain di Surabaya di daerah Dupak Bangunsari dan Sememi. Lalu dibangunlah kawasan itu jadi sentra industri, pasar dan taman. Hasil industri keset kualitas ekspor, lho!

Saya percaya Ibu Tri Risma dan Bapak Supomo – Kepala Dinas Sosial yang kebetulan saya kenal baik – serta seluruh jajarannya dapat menuntaskan rencana penutupan Dolly sebelum puasa tahun ini.

Semoga semua warga yang selama ini menggantungkan hidup dari Dolly, mendukung rencana yang baik ini agar dibaikkan rejeki Anda. Halal dan membawa berkah. Demi masa depan Anda yang lebih baik, dunia dan akherat. Demi Kota Surabaya yang lebih manusiawi.

Semoga!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline