Lihat ke Halaman Asli

Baliho Bolong Besar

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masa kampanye sudah berlangsung 10 hari. Hampir setiap hari saya keluar rumah, keliling Surabaya. Bisa di timur saja, ke pusat hingga ke barat dan selatan.

Rusuh. Sumpek. Itulah Surabaya saat ini.

Pepohonan rindang ijo royo-royo nampaknya tidak hanya cukup didekati dengan tancapan satu baliho Capres 1 dan satu baliho Capres 2. Over-over. Mubazir. Bisa berjajar 3. Untuk apa?? Buang uang. Lebih penting sumbangkan biaya itu untuk orang yang sehari belum tentu nemu sepiring nasi.

Yang bikin sebel, di antara baliho itu banyak yang sudah sobek. Bolong besar. Eh bukannya yang sudah amburadul itu diambil lalu pasang baru. Masih nancep baliho rusak, sebelahnya baliho baru-nya, masih tambah spanduk lagi. Hadeh! Bener-bener kampungan.Ini Ibukota Propinsi Jawa Timur, boss!

Belum lagi tuh puluhan umbul-umbul bekas pileg di sepanjang fly-over, ga salah tuh masih juga dipasang di situ?

Saya tidak pasang foto. Karena tidak pantas dilihat apalagi dicontoh. Karena baliho yang bolong besar ya capres yang itu-itu saja. Timses-nya harusnya melek sedikit matanya. Kelilinglah Surabaya. Beresken balihomu yang rusak tercabik-cabik.

Tidak perlu tanya siapa tangan jahil. Atau menduga yang melakukan adalah lawanmu. Kalau saya lebih percaya itu adalah ekspresi bahasa rakyat yang tidak ingin memilihmu. Ngelihat balihomu aja ga suka.

Mereka itu belum tentu tahu apa itu Kompasiana, apa itu internet atau wifi. Atau media online. Belum tentu juga tahu detil bagaimana track record-mu selama ini. Bertanyalah pada dirimu sendiri, pantaskan jadi capres?

Masing ada berminggu-minggu lagi masa kampanye, pakde!

Tolong yaaaa…mas ganteng dan mbak ayu, beresken baliho-baliho bolong besar itu. Ganti dengan yang lebih baik, lebih pantas supaya kalian semua juga dipandang pantas dipilih rakyat. Kalau tidak punya uang, dipakai saja dana sumbangan rakyat yang bermilyar-milyar itu supaya mata ini ga sepet, hati ini ga sebel, apalagi pas hawa Surabaya lagi panas-panasnya…

Kalau ngurusi baliho saja ga bisa, apalagi ngurusi rakyat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline