Lihat ke Halaman Asli

‘Time Management’-nya Prabowo Kedodoran

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik dan isi debat capres, penonton pasti sudah tahu dan mengerti seberapa bobotnya. Pun ada yang suka merangkumnya selengkap mungkin. Tapi apakah kita memperhatikan ‘timer’ yang tertera di sebelah kanan layar TV kita?

Setiap capres diberikan pertanyaan dan menjawab sesuai dengan waktu yang diberikan. Namun dalam pengamatan saya, capres Prabowo seringkali tidak menggunakan waktunya secara maksimal, baik dalam bertanya maupun menjawab.

Coba kita perhatikan, hampir tidak ada waktu yang loss di setiap sesi yang digunakan oleh capres Jokowi. Maksimal loss kisaran 30 detik saja, sementara capres Prabowo bisa 2-3 menit.

Setiap pemimpin seharusnya dapat menggunakan waktunya yang terbatas secara maksimal. Ia bisa memanfaatkannya secara efektif, efisien dan produktif.

Jokowi, senantiasa menekankan perlunya dibuat sistem, sistem dan sistem. Beliau sudah mengatur setiap target kerja dan proritas dalam penyelesaian tugas bawahannya. Tentu saja sudah mempertimbangkan berbagai hal supaya terstandar. Tidak lagi ada habit jam karet yang memperlama proses kerja atau hasil kerja yang kurang baik karena terburu-buru.

Contohnya adalah sistem antrian di kantor-kantor pemerintahan di DKI yang sudah distandarkan seperti bank sekalian dengan fasilitas tempat duduk yang lebih nyaman dan tertata.

Apa pentingnya sih? Karena pemimpin dituntut untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif, baik bagi customer (masyarakat) maupun petugas kantor tersebut. Mengukur mana yang penting dan kurang penting untuk menetapkan prirotas. Dan kepastian waktu yang digunakan dalam setiap pengerjaan tugas. Kalau proses buat KTP bisa sekian jam selesai, untuk apa harus berhari-hari atau sekian minggu?

Kembali ke debat capres. Capres Jokowi menggunakan waktunya untuk menjawab sekian persen, bertanya sekian persen dan jika masih ada waktu, beliau sekalian menjelaskan program kerja ke depan jika beliau terpilih jadi capres. Kasarannya ‘sambil menyelam minum air’ alias sekalian kampanye. Mumpung animo masyarakat nonton debat capres sudah seperti nonton piala dunia. Jalanan sepiii…

Capres Prabowo tidak melakukannya. Beliau hanya fokus ke pertanyaan singkat yang bisa diucapkannya kurang dari 1 menit. Demikian halnya ketika menjawab, ada beberapa jawaban mengambang tanpa kesimpulan dan sifatnya seperti orasi. Selebihnya habis untuk menyatakan dukungan kepada capres Jokowi atau mementahkan saran timsesnya. Atau bahkan digunakan untuk ‘nyeletuk’ bahwa penonton lebih galak daripadanya. Sesuatu hal yang dikemukakan pada waktu dan tempat yang kurang pas.

Kalau saya boleh bayangkan ketika Anda sudah tinggal di istana dan pagi-pagi sudah didatangi pendemo, apakah Anda lalu bilang, rakyat lebih galak daripada presidennya?

Bukanlah suatu dosa atau tabu jika capres Prabowo akhirnya merasa perlu meniru, bawa ‘contekan’ juga seperti Jokowi. Tentu saya maklum, mengingat beliau-beliau ini juga punya batasan ingatan dan konsentrasi sehingga pertanyaan dan jawaban akan lebih tertata dan waktu bisa lebih dimanfaatkan dengan lebih baik, setidaknya di debat capres bagian ke-4 nanti. Bukankah pemimpin dinilai dari keputusannya, setiap ucapan dan tindakannya dalam situasi mendesak?

Kita sendiri juga sering me-‘remind’ di HP tentang hal-hal penting agar tidak terlewatkan untuk dilakukan, sekalipun itu hanyalah daftar belanjaan, bu-ibu?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline