[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption] Beberapa hari ini di Surabaya ada pameran property expo. Ada teman yang bertanya, mana yang lebih cocok untuk investasi. Beli rumah atau apartemen? Berhubung saya bukan broker, agen, makelar, dan sejenisnya, maka sebagai user apartemen, saya coba tawarkan investasi berupa apartemen, jika tujuannya murni investasi dan kemungkinan kecil tidak untuk dihuni sendiri untuk jangka panjang. Sebelum meneruskan membaca, silakan buka link artikel saya terdahulu sebagai referensi: Apartemen Murah? Teliti sebelum Membeli (4) Sekali lagi jika Anda minat beli apartemen murah di pameran, saran saya “Jangan bayar apa pun termasuk tanda jadi atau DP karena tergiur bonus, hadiah langsung atau undian yang ditawarkan saat pameran. Atau kondisi “Besok harga sudah naik, lho Bu!” Anda perlu waktu untuk bertanya kepada salesnya secara detil, perlu waktu untuk banding-bandingkan dengan apartemen lainnya. Dan perlu waktu untuk tinjau lokasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Tim Sales Tim sales yang bertugas di pameran bisa beraneka macam jenis: SPG/SPB, agen, freelancer, dll. Seluruh info sebagian bisa Anda percaya, sebagian harus Anda cross-check kebenarannya. Mereka umumnya memang di-training dulu tapi dasar pegangannya biasanya sebatas brosur yang dibagikannya kepada Anda. Anda kemudian harus datang ke kantor pemasarannya untuk tindak lanjut info atau pembayaran DP. 2. Info dalam Brosur Konfirmasi kembali yang dimaksud dengan berbagai hal yang tercantum di dalamnya. Apakah ada coretan atau tambahan info berupa ketikan atau tulis tangan tambahan? Yang berupa coretan atau tempelan umumnya hanya nama dan nomer telpon sales-nya saja. 3. Luas Gross atau Luas Nett Brosur penjualan apartemen umumnya mencantumkan luasan unit. Luas gross itu seluruh lahan tapi dikurangi dengan koridor untuk jalan masuk ke unit Anda di setiap lantainya sehingga jadi luas nett. Misal tercantum luas gross 36M2 maka luas unit sebenarnya 6 x 6 meter. Tapi karena dikurangi jalan koridor 1 meter maka luas nett unit Anda jadi 5 x 6 meter, jadi 30M2 saja. 4. Lokasi Jika Anda hanya ingin menyewakan unit, pilih di daerah bisnis jika ingin segera ROI. Nilai sewa juga cukup tinggi. Tapi Anda harus siapkan interior yang lebih lengkap karena umumnya penyewa adalah orang kantoran/bisnis ingin serba praktis. 5. Hadap Utara, Selatan, Timur, Barat, atau Pool View, City View? Setelah Anda tinjau lokasi, silakan pilih yang lebih sesuai selera Anda. Ada yang ingin hadap timur/barat, perhatikan arah sinar matahari yang masuk ke unit. Ingat pemborosan listrik karena harus pasang AC lebih lama. Demikian halnya jika ingin pool view. Siap-siap rada ‘berisik’ dengan suara anak-anak umumnya saat liburan. Pun jika city view, seberapa bising suara kendaraan yang melintas? 6. Pembayaran DP/tanda jadi Pastikan seluruh pembayaran melalui transfer rekening bank atas nama perusahaan yang menaunginya, jelas dan pasti berbentuk badan hukum. Bukan nama perorangan. Jika bayar tunai, harus langsung saat itu juga diberikan kuitansi bukti pembayarannya oleh sales atau kasir disertai stempel perusahaan. Bukan dijanjikan keesokan harinya mengingat sales tidak selalu karyawan yang bisa Anda temui pada jam-jam kantor. Bisa freelancer honorer yang belum tentu mudah Anda temui kembali untuk menagih kuitansi pembayaran Anda. Turn over sales juga cukup tinggi. Kalau keesokan harinya sudah berhenti, Anda yang akan kerepotan. 7. Pembiayaan Umumnya apartemen murah, pembiayaan secara in house yaitu angsuran melalui developer. Tanpa DP atau DP relatif ringan dengan angsuran rata-rata sesuai estimasi serah-terima unit. Misalnya serah-terima unit bisa dilakukan 3 tahun kemudian maka angsuran 36 bulan. Sssttt…keuntungan Anda jika apartemen baru mau akan dibangun, untuk setiap tingkat yang diselesaikan oleh developer, harga jual unit akan naik. Misal saat ini masih berupa tanah urug tapi sudah pasang tiang pancang, 1 unit dibandrol 250 juta. Selesai membangun 1 tingkat, harga bandrol untuk pembeli baru biasanya naik 5 – 10 juta, jadi bisa 260 juta. Selesai 10 tingkat, harga bandrol baru bisa jadi 300 juta lho! Serah-terima kunci, harga juga sudah makin melambung. Bandingkan dengan investasi rumah. Makin mantap atau makin ragu investasi apartemen?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H