Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Ini Terasa Sangat Menyedihkan… (1)

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepenggal syair lagu Ebiet G. Ade nampaknya cukup sesuai dengan suara hati saya ketika saya harus ikut “mengantar suami pulang kampung ke Sumatera” untuk 3 minggu lamanya dan seluruhnya kami lalui via jalur darat dan penyeberangan Merak – Bakauheni. Antara coba dan hadapi apapun yang terjadi di jalan, akhirnya go!

Kami berangkat awal Nopember lalu dengan isi kepala “blank”, hanya sedikit info dari teman, peta, ga lupa bawa GPS dan via search google. Ya senyasar-nyasarnya, dari Surabaya – Pekanbaru dengan total sekian ribu kilometer nyetir sendiri, pasti sampai tapiii…sakitnya tuh di…pinggang! Untung ga ambeien!

Dari Surabaya – Tuban hingga keluar Jatim, it’s okay! Jalanan mulus, lancar jaya. Tapi ketika sampai Jateng, maaf Pak Ganjar ya? Saya cerita kondisi yang sebenarnya dengan harapan akhir tahun ini jalan-jalan itu sudah mulus. Demikian tahun-tahun selanjutnya.

Pak, jalan rusak di depan SMPN 2 Lasem. Berbagai proyek pelebaran jalan arah keluar Kudus – Demak cukup menghambat perjalanan kami. Jalan Sultan Fatah – Pasar Demak, lalin kacau, bus berbalik arah seenaknya dan tidak nampak petugas lalin. Pelebaran jalan di depan SDN Karangrejo 2 Demak setelah alun-alun Demak arah Semarang cukup bahaya dengan jalan menikung tanpa lampu PJU.

Pak, tepat masuk Kota Semarang ternyata terjebak macet sekitar 30 menit di flyover Tanjungmas. Pas di turunan flyover / lampu bangjo Kalibanteng juga macet, lampu hijau tidak berfungsi, tidak ada petugas lalin dan jalanan menyempit. Pun macet di depan / pertigaan Polsek Tugu, ga kira-kira…sekitar 3 kilo!

Uuuhhh…Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan! Bersyukur engkau tak duduk di sampingku, kawan…

Hmm…Pak Ganjar coba cek Terminal Bus Mangkang, ada bus besar yang tidak masuk terminal dan hanya lempar uang kepada petugas, lho pak! Saya catat nama bus itu.

“Penderitaan” kami tidak sampai di situ. Hingga Kendal, ada proyek perbaikan jalan di depan Polsek Patebon, Weleri – Raya Banyuputih dan di depan Jembatan Timbang Subah serta Jembatan Comal yang masih juga rusak, tidak ada lampu PJU. Kalau jalan malam, ngeri juga sih!

Bye, bye Jateng! Masuk Jabar malam-malam, walah! Sepanjang Cirebon – Indramayu – Jatibarang juga tidak ada lampu PJU. Nah tiap bulan saya bayar listrik ke PLN sekalian untuk lampu PJU tapi saya ga bisa nikmati. TDL naik teyuuusss…sabar, sabaaaarrr…amal, amaaalll...

Lelah, mau istirahat sejenak di sekitaran “hotel Pertamina” alias SPBU, nah jam 9 malam sudah pada tutup? Minimarket pun tidak ada yang buka. Sunyi, senyap. Gelap. Ya sudahlah, ke toiletnya sebentar yang ternyata aduhai jorok banget menurut ukuran saya dan, koq? Airnya rada payau, ya? Untung bawa perlengkapan sendiri seperti air minum yang cukup untuk cuci muka plus tisu basah.

Sami mawon jalanan di Jateng dengan Jabar, perbaikan jalan di mana-mana. Pak Aher, lapor!

Perbaikan jalan bypass Santing – Indramayu, Raya Eretan Wetan – Kandanghaur Indramayu, Plawangan – Legok sudah selesai ‘kan? Semoga!

Tolong sekalian pasang lampu PJU di sepanjang Raya Pantura (mohon para ibu bawa sapu lidi peminta sumbangan ditertibkan, bahaya karena laju kendaraan besar) – Pusakaratu – Raya Pamanukan KM 23 – 25 – Raya Eyang Tirtapraja ya Pak Aher? Setidaknya seperti masuk Subang yang sudah ada lampu PJU tenaga surya-nya.

Masuk Tol Cikampek – Jakarta – Serang – Merak, lancar jaya! (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline