Lihat ke Halaman Asli

Adolf Roben

Pekerja kantoran

Vanessa Angel dan Impian Birahi Kita

Diperbarui: 10 Februari 2019   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya terkejut ketika mengetahui salah satu artis FTV cantik dan seksi, Vanessa Angel terlibat kasus prostitusi artis. Lebih terheran-heran lagi ketika disebutkan di salah satu pemberitaan bahwa tarif beliau sekali kencan mencapai 80 juta rupiah.

Saya seketika mengintip saldo rekening tabungan setelah bekerja bertahun-tahun yang cuma cukup untuk menyewa beliau seperempat kencan saja.

Sebuah tindakan reflek itu yang kemudian membuat saya "nyebut" berkali-kali, "Duh pangapunten Gusti Allah, manusia itu kalau soal birahi memang banyak khilafnya".

Tapi memang itu yang otomatis dipikirkan sebagian besar kita namanya juga laki-laki kan? Ada teman saya yang awalnya mengutuk tindakan Vanessa sebagai sebuah tanda kemerosotan moral dan kebobrokan gaya hidup hedon, di suatu siang dengan semangat berkata "Mas, udah ada video bugilnya Vanessa lho!". Saya langsung terjebak dilema antara pengen nabok mulutnya pakai sendal, atau minta link videonya.

Perilaku saya dan teman saya seperti meng-iyakan kata mendiang Don Marquis, seorang wartawan dan penulis dari Amerika Serikat: "Orang yang munafik itu adalah orang yang.. hey, siapa sih yang tidak munafik?"

Mengetahui kemunafikan kita, media massa dengan cerdiknya menyediakan berita-berita yang memenuhi impian birahi kita. Berminggu-minggu halaman media dipenuhi dengan berbagai judul yang memancing, mulai dari inisial para artis cantik yang dicurigai sebagai pelaku prostitusi dan tarifnya, siapa saja pelanggan mereka, reaksi keluarga pelaku prostusi, reaksi pacar mereka, bahkan berita terakhir yang saya baca membahas juga bahwa sang mucikari sempat dilayani oleh artis pelaku prostitusi.

Salahkah media memberitakan itu?

Saya kira tidak salah juga, toh kita lahap juga kan beritanya! Hanya saja melihat media massa sebagai pihak yang mampu mempengaruhi opini publik, saya kira kok kurang tepat ya mengarahkan fokus masyarakat dengan tema-tema yang mengundang birahi seperti itu.

Pelacur itu berdosa tentu saja, dalam kacamata agama yanng ada di Indonesia. Tapi sampai sejauh mana sih kita mau membahas seorang pelacur dan kehidupannya? Mereka ada banyak sekali di negeri ini, dan Vanessa Angel jika terbukti melakukannya, maka beliau pun hanya salah satunya. Kalaupun ada yang membuat beliau spesial dan berbeda, itu hanya karena beliau artis cantik dan seksi.

"Tetap saja pelacur itu hina! Dosa besar!", kata salah seorang teman saya.

Ya, perbuatan nya sebagai pelacur itu hina dan berdosa. Lalu kita suci? Lalu kita jadi berhak merendahkan sisi manusianya? Lalu kita jadi berhak meng-ghibah soal keluarganya, pacarnya, teman-temannya, dan hidup sehari-harinya? Kita bukan Tuhan, kita manusia juga yang punya dosa-dosa lain yang juga hina. Mohon maaf, sekedar mengingatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline