Lihat ke Halaman Asli

Adolfo Martins de Deus

Saya adalah mahasiswa universitas Katolik Widya Mandira, kupang

Konsekuensi Kecanduan Bermain Game Free Fire

Diperbarui: 28 Juni 2021   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KONSEKUENSI KECANDUAN BERMAIN GAME FREE FIRE

1. Latar Belakang

Dunia dalam progresivitasnya berkembang dengan kompleksitas budaya ciptaan yang cukup menggiurkan. Budaya daring atau online menjadi medan atraksi dunia. Segala sesuatu dipentaskan di sana dan dengan mudah orang memperoleh segala seusuatu dari sana. Selama keberlansung masa pandemi, di berbagai sektor kehidupan program kerja, studi dan aktivitas lainnya direalisasikan secara daring. Teknologi mengubah cara hidup, kerja, bermain, komunikasi, hidup, mati dan cara mencintai kita[1].

Dalam dinamika proses pembelajaran pada khususnya dilakukan secara daring dengan berbagai fasilitas aplikasi seperti zoom, google classroom, google meet, dan sebagainya. Artinya ini merupakan metode pembelajaran yang menggunakan model interaksi berbasis internet dalam learning manejement sistem (LMS). Dalam situasi dan konteks demikian orangtua dituntut untuk menyediakan fasilitas elektronik berupa HP dan Laptop untuk memperlancar proses pembelajaran.

Sarana komunikasi yang telah disediakan memiliki pengaruh besar bagi proses pembelajaran. Adanya penyalagunaan dan kecanduan internet (compulsive internet use) menjadi salah satu persoalan serius sekaligus hambatan bagi peningkatan pengetahuan dari para pelajar. Secara aktual game free fire merupakan salah satu dari berbagai model game yang sangat digemari oleh para pelajar. 

Indonesia game ini telah hadir dan meluas hampir di seluruh pelosok negeri. Hal inilah yang yang menjadi perhatian penulis untuk mengupas lebih dalam dampak free fire bagi para pelajar. Argumen dasarnya adalah bahwa para pelajar masih pada masa produktif dalam proses mencari jati diri dan mengisi otak mereka dengan pengetahuan yang bermanfaat bagi masa depan.

 2. PENGENALAN FREE FIRE 

 2.1 Free Fire dan Penciptanya

Game free fire merupakan sebuah game dengan genre battle dalam mobil E-Sport. Game tersebut merupakan salah satu game popular. Di playstore, free fire menduduki peringkat 1 dengan jumlah download lebih dari seratus juta download. Free fire juga memiliki kemiripan dengan game genre lainnya seperti PUBP, fortnite, dan ROS[2]. Game tersebut pertama kali dirilis BETA-nya sejak pada tahun 2017 dan diciptakan oleh 11dots Studio yang berasal dari negara Vietnam. Free fire kemudian dipindahkan ke Singapur untuk dikembangkan dan dipublikasikan oleh Garena[3]. Garena merupakan sebuah perusahan milik seorang miliarder asal Singapur bernama Forest Li. Dia merupakan orang terkaya 42 di Singapur. 

Berkat pengembangan lanjut game free fire ini d,ia menjadi miliarder kedua di bawa Tim Sweeney, sang pencipta game Fortnite[4]. Pengusaha berusia 41 tahun ini memiliki 13,8% dari Sea yang yang berbasis di Singapura. Forest juga adalah pendiri ecommerce shopee.

Pada tahun 2019 lebih dari satu miliar dolar yang diperoleh sekiter lima puluh gamers. Mereka melewati proses eksplorasi dan mencari sumber daya yang mendukung dalam permainan, seperti senjata untuk melawan musuh, menjaga pulau sehingga tidak terbunuh. Kemudian pada tahun 2019 free fire menjadi game tertinggi dan paling banyak diunduh di ponsel sistem Android, di mana jumlah unduhan mencapai hampir 500 juta di ponsel Android[5]. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline