Lihat ke Halaman Asli

Adolf Febrianto

Seorang pembuat puisi yang amatir

Kulihat Ibu Pertiwi

Diperbarui: 19 Agustus 2019   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di hari kemerdekaan ini ada inginku menggubah lagu Ibu Pertiwi yang sangat indah itu menjadi sebuah puisi, mudah-mudahan Eyang Ismail Marzuki sudah berdamai di sana bersama pesajakpesajak lainnya.

ku lihat ibu pertiwi
sedang gundah gulana
sumpah serapah merecau
kosong intisarinya

gununggunung bergejolak
muntahkan api perjuangan
tanahtanahpun bergoyang
merayakan lucunya insan

sawahsawah berubah semua
gedunggedung menjulang
katanya revolusi industri empat titik o
menikam dengan senyap sunyi

hutanhutan telah gundul terpapas
berubah menjadi lubanglubang airmata
dulunya paruparu dunia
mungkin sekarang paruparunya sudah menua

dan untuk lautan yang biru dan tenang
apakah engkau kesepian di sana teman?
keringatmu telah banyak menghidupi kami
tetapi plastik menjadi balasan dari kami

ku lihat ibu pertiwi sekali lagi
ia berdiri kokoh menentang mentari
menanamkan harapan yang terpatri
singsingkan lengan baju dan hati

Samarinda, 17 Agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline