Just Sharing....
Dua hari lalu ada seorang nasabah. Sebut saja namanya Bu Wuri. Bolak -balik dia menghubungi saya. Dari panggilan telpon hingga panggilan suara via WA.
" Pak, saya uda bayar delapan kali. Yang lagi empat bulan sisanya saya cuma mau bayar dua bulan. Mencekik sekali," demikian curhatnya.
Makna kata" mencekik" dalam tanda petik tentu hanya bisa dirasakan oleh si nasabah setelah kontrak berjalan.
Saya lalu menghubungi kembali dan menyampaikan beberapa opsi. Mulai dari pelunasan dipercepat dimana bunga berjalan bisa dihapus.
Atau nasabah bisa memohon kebijakan hapus denda dimana jumlah denda bisa dikurangi sekian persen sehingga tak banyak yang harus dibayar.
Meski demikian, setelah nasabah membaca pesan yang dikirimkan, dia tetap ngotot maunya dari empat angsuran dia minta tolong dihapus kewajiban dua cicilan.
Saya tak membalas lagi chat nya. Karena tentu itu tak bisa dikabulkan.
Bila mau ajukan kredit, sudah siapkah dengan konsekuensinya?