Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Bangun Rumah di Atas Tanah Mertua, Amankah untuk Jangka Panjang?

Diperbarui: 3 April 2022   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membangun rumah (Sumber: shutterstock)

Just Sharing....

Ternyata tak hanya lidah mertua yang bisa bikin hubungan kekeluargaan jadi baik atau buruk, tapi juga tanah mertua. 

Gara-gara sebidang tanah pemberian di masa lalu, malah jadi sumber konflik di masa kini. Eitss...sabar dulu, ini masalahnya apa ya. 

Sebut saja Anton dan Mina, seorang pasutri usia 40-an. Kala mereka menikah di usia 20 an lalu, mertua mereka memberi sebuah lahan miliknya untuk membangun tempat tinggal. 

Tak baik menolak hadiah orang tua. Dari sejengkal tanah kosong, maka dibangunlah bertahap.

Mulai dari mendirikan pondasi, lalu dindingnya setengah bata serta atap seadanya untuk tempat berteduh. Anak pertama mereka pun lahir dan besar waktu kondisi bangunnan rumah masih setengah jadi. 

Lambat laun, dari hasil bekerja dan menabung, renovasi dilakukan dan kini rumah itu terlihat menarik meski cuma berlantai dua. 

Setelah hampir 22 tahun menetap di rumah asri itu yang dibangun di atas tanah pemberian mertua, kehidupan Anton dan Mina mulai terusik oleh teror dan sindiran kakak-kakak si Mina.

Sebagai satu-satunya anak perempuan dan paling bungsu, Mina tak kuasa menghadapi tiga orang kakak laki-lakinya. 

Mereka ingin memiliki tanah warisan orang tua setelah ayah dan ibunya berpulang karena lanjut usia.

Anton sebagai suami menjadi serba salah. Sampai terbawa ke kantor dan merusak mood dan konsentrasi bekerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline