Sepuluh hari sebelum pembukaan MotoGP 2022 di Mandalika, Densus 88 menangkap tiga terduga teroris di Kota Bima.
Hanya berjarak kurang lebih 12 jam perjalanan darat ke lokasi balapan, kota di ujung timur Propinsi NTB itu untuk kedua kalinya warganya diciduk terkait jaringan terorisme.
Sebelumnya pada tahun lalu, di tanggal 29 Maret 2021, juga ada lima warga ditangkap Detasemen Khusus Antiteror lantaran diduga berafiliasi dengan jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah).
Adanya kasus berulang terkait keterlibatan oknum warga dengan jaringan teror, tentu menjadi potensi bahaya dengan adanya pelaksanaan even berskala dunia
Sebagian dari kita mungkin masih ingat kejadian bom di GBIS Kepunton Solo pada Minggu 25 September 2011 dimana pelaku diduga bernama Achmad Josepa Hayat ( AJH). Menariknya pelaku bom bunuh diri yang berusia muda ini adalah seorang penggemar motoGP.
Hal tersebut terindikasi sebelum meledakkan diri dengan menerobos masuk Gereja Bethel Injil Sepenuh pada pagi pukul 10.55 WIB, masih sempat-sempatnya pelaku mampir di sebuah warnet dan menonton balapan di situs MotoGP sekalian mengakses berita seputar jihad sebelum melancarkan aksinya.
Mengapa ekstra pengamanan perlu diperketat?
Karena ini adalah event berskala internasional dimana mata dunia tertuju.
Hadirnya pembalap-pembalap kelas dunia seperti Francesco Bagnaia (Italia), Pol Espargaro (Spanyol), Enea Bastianini (Italia), Marc Marquez ( Spanyol) dan Fabio Quartararo ( Perancis) dan pembalap lainnya yang sebagian besar berasal dari Eropa tentu memiliki trauma tersendiri terhadap serangan berbau teror yang terjadi di negara mereka.
Mereka menjadi jaminan untuk berkompetisi dan menarik banyak penggemar MotoGP datang untuk menyaksikan.