Just Sharing....
Para penyandang disabilitas bisa jadi adalah orang -orang yang kerap mengucap syukur. Mereka berterima kasih pada Sang Khalik meski dikaruniakan kekurangan pada salah satu atau lebih fungsi organ, namun tetap melanjutkan hidup.
Bagi mereka ada sejuta kebaikan di tengah apa yang dianggap ketidakbaikkan oleh orang -orang normal.
Organ gerak yang tak bisa berfungsi maksimal, penglihatan dan pendengaran terganggu hingga kesulitan bicara. Syukurnya otak masih bisa menjalankan fungsi dengan baik meski ketika berkomunikasi, perlu keahlian untuk memahami.
Saya ingin membagikan pengalaman dengan salah seorangg disabilitas, yang juga adalah mantan nasabah. Namanya Mas Bojes, begitu orang memanggilnya. Seorang tukang parkir ditengah kota.
Saya kenal laki -laki berusia 30 tahunan itu kurang lebih 5 tahun silam. Tinggi badannya kurang lebih 170 cm berkulit coklat dan berambut lurus.
Tubuhnya agak kurusan dengan 2 cacat yang dominan pada anggota gerak. Kaki tak bisa berjalan sempurna dan salah satu tangan agak menekuk ditambah telapak tangan sulit dibuka sempurna.
Meski dengan kondisi demikian, Mas Bojes bersyukur diberi jodoh seorang wanita yang menerima cintanya sebagai pasangan hidup, setelah pencarian lama dan sekian perempuan menolak dirinya lantaran disabilitasnya.
Istrinya yang sekarang seorang yang normal dan berusaha mandiri dengan berjualan nasi bungkus disamping Mas Bojes sebagai Tukang Parkir.