Ketika kopi yang manis itu habis.... yang tertinggal hanya ampas dan rasa pahit
Baru saja dua hari lalu menulis Pendidikan Perempuan dan Realitas Ayam Kampus, Sugar Baby dan Sugar Daddy, eh panjang umur, muncul sebuah kisah nyata yang ramai diberitakan dua hari terakhir.
Adalah salah seorang yang diduga profesor kondang pada institusi negara . Terlibat affair dengan seorang perempuan muda nan jelita.
Saking menarik si wanita yang dulunya mahasiswa sebuah perguruan tinggi itu, terpilihlah dia sebagai Miss Landscape Indonesia 2019. Berhak mewakili tanah air pada ajang internasional.
Ternyata Era Setyowati, perempuan cantik yang dulunya pernah finalis Miss Model Indonesia mewakili Propinsi Jawa Tengah tersebut,dari informasi di kanal berita, terjebak hubungan Sugar Baby dengan Sang Profesor yang adalah salah satu komisaris BUMN.
Taulah sekelas Komisaris berapa gajinya. Dan wanita muda mana yang tak tergiur dengan Daddy model begituan.
Kisah asmara yang secara usia layaknya Daddy and Daughter (Papa dan Anak), malah berujung perseteruan yang diangkat menjadi kanal berita. Tak tanggung tanggung Sugar Baby menjadikan Rahman Arif Nasution sebagao pengacara berhadapan dengan kuasa hukum Sang Profesor, Rio Capella.
Apa yang bisa dipelajari dari kasus ini?
1. Tak mungkin wanita bisa 'bersuara' bila tak ada hubungan dengan pria.
Saya pernah punya teman laki -laki, yang becandaan dan rayuannya super maut pada seorang nasabah perempuan. Urusannya terbawa sampai ke kantor dan diketahui manajemen tingkat atas. Sang wanita tersebut ngamuk dan membawa 'rombongan' ke kantor. Pimpinan akhirnya turun tangan.
Mengapa si wanita, yang pendidikannya tak setinggi teman cowok saya begitu berani? Jawabannya sudah pasti :karena ada transaksi asmara diantara keduanya, sehingga si wanita berpegang pada janji.
Jadi bila mana Si Miss Kebudayan ini sampai 'bersuara' di media, sudah pasti sebelumnya ada transaksi asmara yang melibatkan hati, emosi dan harapan diantara mereka.