Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Putusin Pacar demi "Sahabat" yang Menemani hingga Ujung Usia

Diperbarui: 18 Januari 2021   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fotokita.grid.id

For good times and bad times....

Salah satu lagu barat yang saya suka adalah milik Dionne Warwick yang berjudul That's What Friends Are For. Tanpa sengaja setahun lalu di kantor saya temukan di salah satu kanal musik. Liriknya berkisah soal persahabatan. Dan bagi saya, persahabatan tak hanya berbicara soal teman dalam pergaulan sosial, tapi juga adalah teman hidup. 

Bila engkau memilih apa yang paling penting dalam hidupmu, jangan lupa tambahkan satu hal, yaitu persahabatan. Itu kata salah seorang penulis Amerika yang buku-bukunya banyak menghiasi Toko Gramedia dan (mungkin) dbaca  para pembesar di negeri ini. 

Saya kebetulan mengoleksi sejumlah tulisannya sejak mahasiswa, meski dulu rasanya setengah mati kumpulin uang kiriman tuk membelinya..(dulunya kan ngga banyak ya pdf download buku seperti sekarang). 

Lalu apa hubungannya judul tulisan ini, dengan topik pilihan sejumlah tanda putus, lagunya Dionne Warwick dan John C Maxwell, sang penulis buku itu? Sederhana aja. 

Bila engkau berniat memutuskan seorang yang kini jadi pacarmu, berarti orang itu bukan sahabat sejati karena persahabatan yang sejati  dibangun seumur hidup. Bukan seperti hal nya hubungan pacar yang dibangun sewaktu -waktu (tergantung situasi dan kondisi). 

Pas ada maunya, lanjut terus, nempel kayak truk gandeng. Pas dirasa apa untungnya dia buat saya,lalu ditimbang -timbang benefit atau ruginya.Prinsip ekonomis jadi patokan. Makanya pelaku pacaran, baik pihak laki maupun perempuan, tak pernah jauh -jauh dari kata : cinta, sakit hati, benci, rindu, kecewa dan cemburu. 

Apakah cinta itu rasa? Sehingga banyak emosi terkuras dan mengikat kala melakoninya dalam hubungan. Atau cinta itu perih, karena mengorbankan sebagian bahkan seluruhnya pada seseorang yang disayangi. Aneh memang, Bahkan campur aduknya kadang -kadang bikin sepasang pelakunya seperti tak pake logika. 

Sebenarnya makna kata pacar lebih menjurus pada kedekatan, bukan pada ikatan. Saya mungkin lebih suka menyebut pacar itu dengan istilah membangun hubungan. 

Karena ada sesuatu yang dibangun dalam tanda kutip diantara dua orang. Entah membangun untuk akan terus bersama atau membangun untuk coba -coba. Masalahnya ini hati orang hidup orang, ngga ada yang mau jadi kucing percobaan. 

Ndak boleh main hati Kakak, main mobile legend aja, sama -sama tak bikin beban hidup. Sama -sama gembira, bukan satu bahagia satunya lagi terluka. Kena sabet parang bisa sembuh meski bekas bisa jadi terlihat seumur hidup. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline