Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Petasan Hari Ke-5, Kamu Ketawain Masalah atau Masalah yang Ketawain Kamu?

Diperbarui: 26 Desember 2020   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: m.dingisc.com

Banyak orang tertawa melihat 'pertunjukkan' orang lain, tapi tidak cukup kuat untuk menertawakan masalahnya sendiri

Quote di atas ini status WA seorang teman, beberapa bulan lalu ketika Corona mulai merebak di mana -mana. Sontak saya sedikit tersentil kala membaca. Dalam hati, iya juga sih. Mengapa tak sedikit dari kita seakan mengamini pernyataan itu dalam kehidupan sehari-hari. 

Siapa yang punya masalah dalam hidupnya? Maaf tidak usah unjuk jari atau angkat tangan...Kalimat pertanyaan itu hanyalah menegaskan bahwa tanpa di tanyakan, diminta, di WA atau phone a friend, problematika hidup ibarat pakaian yang dikenakan sehari-hari. 

Kadang mudah terekpsresi dari luar layaknya kemeja, celana atau gaun di badan seseorang. Kadang pula tersembunyi (atau disembunyikan) seperti pakaian dalam yang tak terlihat orang lain, namun mengikutinya ke mana-mana. 

Lepas satu ganti satu. Ukuran dan warna bisa sama, kadang juga berubah. Tergantung dinamika hidup pemiliknya. 

Mari coba luangkan watu sebentar...(ngga maksa ya), melihat dengan cara pandang yang baru terhadap problem hidup yang mendera. Di saat ini, di akhir Bulan Desember 2020 ini. Bila memang stok masalahnya kosong, coba cek toko sebelah..hehe

Maksudnya orang -orang terdekat di sekitar kita, siapa tau tengah berhadapan ombak kehidupan. Sama-sama berperahu berlayar di lautan. Hanya saja mungkin kebetulan perahu kita kokoh, namun perahu lain berada dalam zona bahaya, Penandanya suara isyarat : kapal oleng bos.

Berada dalam pengibaratan kondisi seperti itu, respon bisa beraneka macam. Tak sedikit  yang akan  terus fokus sama bahtera agar tak oleng juga diamuk badai. Ibaratnya : Gue mau nolong Lue, tapi kondisi Gue juga berat. Maaf ya."

Meski demikian, tak menutup kemungkinan, siaga bantuan dan tindakan bisa datang dari yang lain. Namun karena hidup terus berjalan, mereka yang dulunya empati, bisa jadi suatu saat, karena pertimbangan tertentu,  tak lagi punya cukup stok kepedulian lagi. Udahan nya membiarkan bergelut sendiri. 

Masalahnya apa dan mengapa perlu tertawa 

Satu kepastian di bumi, selain manusia yang terus beranak pinak, yaitu masalah. Alasannya ya karena nempel kayak bayangan. Dari lahir sampai kembali masuk ke tanah, ngikuttt terus pada ciptaan Tuhan yang satu ini. Hadir terus bos ku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline