Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Mengajukan Kredit, Mengapa Rumah Saya Difoto?

Diperbarui: 11 Desember 2020   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto didepan rumah.| Sumber: KOMPAS.COM/MOHAMAD IQBAL FAHMI

Pertanyaan yang kadang ditanyakan calon nasabah....

Salah satu tujuan baik dari menulis di blog besar seperti Kompasiana dan berkaitan dengan pekerjaan saya, adalah dapat mengedukasi nasabah (juga pembaca) lewat tulisan.

Karena sadar, total nasabah yang jumlahnya bisa ratusan, ribuan bahkan jutaan (tergantung database masing-masing perusahaan), ngga bisa dijelasin satu per satu. Baik oleh CS atau karyawan internal. 

Selain kendala waktu, ruang dan jarak, kini di zaman serba digital sudah berkurang total kunjungan customer ke kantor. Sebagian besar lewat online, apalagi bila tinggal di kota besar. Hanya untuk kebutuhan yang urgent saja para debitur itu sowan ke cabang. 

Memang sih di perusahaan, hampir pasti ada Divisi Internal Komunikasi yang mengelola juga media sosial perusahaan seperti Twitter, Instagram, dan yang lainnya. Beraneka informasi di sana bisa diakses oleh customer. 

Hanya saja di platform tersebut, lebih banyak menginformasikan mengenai program promosi dan sisi sosial perusahaan baik ke dalam maupun ke luar lintas sektoral. Tidak untuk hal -hal yang sifatnya teknis di lapangan, mengapa begini mengapa begitu. 

Salah satunya berkaitan judul di atas. Sering ditanyakan nasabah, kala petugas melakukan kunjungan ke tempat tinggal mereka. 

Perlu dipahami bahwa tujuan mendatangi tak hanya tuk urusan mau kredit apa dan pinjaman berapa. Tapi kadang juga dilakukan setelah kredit berjalan. 

Jadi ndak baik langsung suudzon, sama diri sendiri, sama keluarga atau terhadap tetangga satu RT, pasti gara-gara kreditnya macet atau unit mau disita, makanya pegawai pemberi kredit mendatangi. Ngga semua karena itu Kakak.

Nasabah lancar pun bisa masuk jadwal kunjungan. Misalnya ada audit reguler di kantor cabang yang biasanya minimal sekali setahun atau periode per beberapa bulan. Nah daftar nasabah ditentukan secara acak oleh tim audit di kantor pusat, atau divisi dari kantor regional. 

Perlu dipahami pula, selain bertemu langsung, verifikasi juga dapat dilakukan by phone. Biasanya akan menanyakan beberapa pertanyaan perihal kredit yang sudah jalan dan menyesuaikan dengan data yang sudah dipegang oleh tim. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline