Hanya sebuah tulisan ringan.... Hasil kepo di warung kopi.
Makin digosok makin sipp... Itu mungkin celotehan menyindir dari kata gosip.
Tapi jelang hari-H Pilkada, tak hanya batu berlian yang digosok makin mengkilap. Sebuah Isu, entah fakta atau sekadar hoaks, bisa juga dipoles demi melambungkan atau menumbangkan calon.
Saya selama tugas dan tinggal di Sumbawa, memang tak ikutan mencoblos. Kartu penduduk masih belum berubah. Jadi saya hanya kebagian cerita sekaligus merangkap pengamat. Mengamati dan mendengar. Sama satu lagi. Berdoa.. hehe.
Berdoalah untuk kesejahteraan kotamu, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu juga. Kota yang sejahtera, kabupaten yang aman, provinsi yang damai, sudah barang tentu membuat penduduk di dalamnya juga kecipratan hal-hal yang baik.
Iklim usaha dan pergerakan bisnis tak akan terganggu dengan kekisruhan, apalagi vandalisme dampak Pilkada. Anak-anak bisa bersekolah tatap muka dengan lancar, meski mungkin sebagian masih PJJ, tanpa sang guru ikutan cekcok di medsos karena beda jagoan kepala daerah.
Jadi sebagai warga negara yang baik, tak ada salahnya, memohon penyertaan Sang Kuasa agar penyelenggaraan Pilkada berjalan lancar dan aman.
Lancar berarti prosesnya sesuai prosedur di lapangan maupun di tabulasi. Aman ya berarti semua pihak dan pendukung dapat menerima hasilnya.
Tak ada bakar-bakaran, apalagi yang dibakar itu aset dan infrastruktur daerah yang dibiayai dari APBD atau APBN. Sayang banget kan.
Tak juga saling hina, saling bully, saling maki, dan beraneka saling-silang negatif yang menyudutkan sang calon. Kadang merembet dan menjalar seperti ubi jalar yang akar-akarnya ke mana-mana.
Ndak kelihatan di permukaan, namun di bawah dan di dalam, jaringannya kian bergerilya meniup isu.