Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Ketika Tukang Parkir "Tak Bersahabat" dengan Usaha Fotokopian dan Konter Pulsa

Diperbarui: 23 Juli 2020   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi. Seorang tukang parkir di sebuah areal pertokoan

Just Sharing....

Seperti judul di atas, tulisan ini adalah kisah perseteruan 2-1-2. Tak ada hubungannya juga dengan Wiro Sableng dan kapak maut naga geni 212 nya. Sedikit berbeda namun ada benang merah yang hampir mirip. Soal silang pendapat alias perang mulut antara dua tempat usaha, dua pemilik usaha dan satu tukang parkir. 

Bagi saya, hasil pengamatan apa yang (sedang) terjadi di masyarakat, kadang dapat menjadi pembelajaran. Ada fenomena ini dan itu. Ada pola kebiasaan baru yang menggejala. Dan cepat atau lambat, secara langsung atau tak langsung, akan berimbas terhadap kehidupan orang lain dan bisa jadi kehidupan kita sendiri. Mungkin karena itu manusia disematkan status makhluk sosial. 

Menyaksikan drama antara Tukang Parkir dan kedua pemilik usaha di atas, memberi gambaran bahwa ada skala -skala usaha tertentu yang dikelola oleh warga dengan modal kecil, tak menghendaki kehadiran juru parkir di laman depan usahanya. Ukuran modal usaha relatif ya. Namun secara perkiraan, untuk usaha fotokopian termasuk penjilidan, dan juga bisnis conter pulsa, sepertinya tak besar -besar amat modalnya.  

1. Usaha Fotokopian

Berapa biaya fotokopi per lembar? Rp. 500,- atau Rp. 1000,-? Ada yang menghitung secara lembaran, ada juga yang menghitung tergantung ukuran kertas. Fotokopi KTP (SIM) bisa jadi sama dengan fotokopi selembar kertas A4. Dengan rata -rata harga segitu dan jumlah berapa banyak yang di copy dalam sehari, bisa dikalkulasi berapa pemasukannya. Tak banyak memang. 

Oleh karena itu, biasanya usaha fotokopi juga melayani penjilidan, laminating, alat -alat tulis untuk kebutuhan kantor dan sekolah, hingga ada yang menyediakan layanan pencetakan brosur  dan media promosi lainnya. Besarnya keuntungan juga tergantung lokasi usaha. Bila di sekitar kampus (sekolah) atau berdekatan dengan instansi pemerintah, sedikit lebih beruntung lantaran ada sejumlah pelanggan tetap. Namun dengan keuntungan segitu, teralokasi sebagian untuk biaya operasional. 

2. Usaha Konter Pulsa

Cukup eksis sejak jaman HP mulai ngetrend di masyarakat dan dari jaman beli paket dan pulsa belum semuanya bisa via operator. Tapi berapa sih untungnya? Saya biasanya isi pulsa Telkomsel di konter pulsa samping rumah, pulsa 50 ribu dibanderol 52 ribu. Kadang saat mengisi pulsa, Si Mbak atau Si Mas nya menulis nomor saya di buku catatannya. Saya perhatikan di buku itu, lumayan panjang juga daftarnya. Bukti bahwa masih banyak pelanggan konter itu, meski nominal puluhan ribuanya bervariasi. 

Tapi bila dianalisa lagi, untung si konter dari kena charge seribu dua ribu, bila dikalkulasi jumlahnya juga ngga banyak -banyak amat. Kecuali mungkin Si Pemilik konter memadu padankan dengan penjualan lain, misalnya penjualan kartu, HP baru atau HP bekas, headset, layanan service gawai dan yang lainnya. 

Pemilihan lokasi juga turut menentukan. Umumnya di pinggir jalan utama atau di tengah kota, lebih banyak pelanggannya. Namun tak menutup kemungkinan, usaha ini sebagai usaha rumahan. Maksudnya warga mendirikan konter pulsa di halaman rumahnya yang berada di jalan -jalan lingkungan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline