Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Berbagi Kisah Perjalanan dari Sumbawa ke Jakarta (Part 3)

Diperbarui: 27 April 2020   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri jakarta_jembatan penyeberangan dekat pasar senen

Perlu waktu empat bulan untuk menuliskan bagian terakhir yaitu part 3 dan part 4 dari tulisan perjalanan ini karena beberapa foto dan dan video yang sudah disimpan, sebagian terhilang dari galeri HP. Ditambah kesibukan dan rutinitas di kantor sehingga niat untuk menuntaskan separoh draft tulisan yang sudah dibuat pada awal Mei lalu baru bisa terlaksana pada malam ini...Hehe, So just enjoy the process:)

(Sebelumnya bisa baca di sini: Part Satu dan Part Dua

Menjemput Impian di Langit Ibukota

Apa yang menarik di Jakarta? Pertanyaan itu mungkin itu terngiang di kepalanya orang daerah seperti saya yang kebetulan sudah dari sononya lahir dan besar di daerah. Kita mungkin menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan menengah di kota kelahiran, lalu merantau dan melanjutkan pendidikan di universitas yang tidak berada di Jakarta. 

Sebutlah Bandung, Medan, Surabaya, Denpasar bahkan Makasar , sekalipun kota -kota ini termasuk kota -kota besar di tanah air dan menjadi ibu kota dari satu propinsi, tetap saja tidak bisa menandingi Jakarta sebagai pusat dari segalanya.

Ya pendidikan, bisnis, ekonomi, pemerintahan dan bidang -bidang yang lain. Termasuk kantor tempat saya bekerja, yang sekalipun punya banyak cabang di berbagai daerah di Indonesia, kantor pusatnya tetap ada di Jakarta. 

Ibarat tubuh manusia, kantor cabang adalah kaki tangan, kepala dan otaknya ada di Jakarta. So semua kebijakan, memo, aturan dan undang -undang dikemas di Jakarta,hasil ramuan dan kreasi para petinggi di pusat.

Manajemen di daerah hanya menjalankan kendati dalam penerapannya tidak semudah dan selancar kereta bandara yang melintas sekian meter di atas jalan raya dari Bandara Soeta hingga Sudirman...hehe. 

Tiap daerah di Indonesia punya keunikan sosial dan budaya disamping perbedaan topografi wilayahnya . Implementasi kebijakan pusat secara utuh tentu tidaklah mungkin bisa seratus persen.

Sebagai contoh, salah satu kebijakan di tempat saya bekerja yang mewajibkan pembiayaan multiguna untuk plafon besar agar dana nasabah dialihkan ke bank induk yang merupakan salah satu bank swasta terbesar di tanah air, tidak mungkin seutuhnya dijalankan di cabang. 

Di Propinsi NTB kantor cabang bank induk hanya ada di Kota Mataram, di Selong untuk Kabupaten Lombok Timur, di Sumbawa Besar untuk Kabupaten Sumbawa dan di Kotamadya Bima.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline