Lihat ke Halaman Asli

Adnan RaihanH

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030122

Maraknya Playing Victim

Diperbarui: 23 Juni 2021   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

theawarenesscentre.com

Apakah kalian sudah mengetahui tentang istilah Playing Victim?. Sifat yang sedang marak dimana-mana dan mungkin saja sudah menjadi kebiasaan seseorang. Playing victim adalah melempar tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan dengan orang lain dengan tujuan tertentu, atau perilaku seseorang yang menimpakan kesalahan pada orang lain. Pada sifat ini pelaku selalu mengidentifikasikan dirinya adalah korban dan memiliki keyakinan bahwa orang lain yang salah.

Seseorang melakukan hal ini biasanya alasannya sangat beragam antara lain dia mempunyai rencana tersendiri untuk membenarkan rencana mereka,untuk mengontrol atau mempengaruhi pikiran orang lain,mencari perhatian dll.

Playing victim adalah perilaku toxic seseorang,terutama untuk mengelabuhi atau memanipulasi seseorang terutama teman. Pada dasarnya orang yang melakukan Playing victim biasa  bertujuan untuk mencari simpati dan belas kasihan sehingga dapat mendapatkan rencana yang dia buat. Suka mengubah alur cerita yang sebenarnya dan bersikap dialah korban adalah salah satu yang ia lakukan,suka bersilat lidah dan mengubah fakta yang sebenarnya.

Diantara orang sekeliling kamu ada pasti ada pelakunya bahkan bisa jadi teman atau sahabat kamu sendiri,maka kita harus hati-hati. Berikut adalah ciri-ciri yang biasa dilakukan oleh pelaku :

1. Suka menyalahkan orang lain,dan tidak mengakui kesalahan dirinya sendiri.

Sudah menjadi kodratnya bahwa ketika pelaku melakukan kesalahan pasti tidak akan mengakui kesalahannya dan akan melemparkan kesalahannya kepada siapapun, sebisa mungkin melempar kesalahan kepada orang lain agar dirinya aman. Bisanya dia akan melakukan banyak cara dan banyak ide untuk meyakinkan banyak orang, padahal semua itu palsu dan manipulasinya sendiri.

2. Suka menceritakan kesalahan dan keburukan orang lain,agar kesalahan dirinya tidak diketahui.

Kesalahan orang lain yang dijadikan senjata dan tameng bagi dirinya,sebisa mungkin mencari banyak-banyak kesalahan orang lain,padahal belum tentu orang yang dijadikan korban itu salah,bisanya hal ini diceritakana kesemua orang yang ia temui, padahal dia sendiri dalangnya ,pintar memutar balikkan fakta yang sebenarnya. Pada intinya semakin banyak ia bercerita kepada orang lain semakin banyak yang percaya kepadanya.

3. Mengasihani dirinya sendiri.

Menampilkan dan pasang muka belas kasihan supaya mendapat simpati dan dukungan. Ia juga bisa membuat orang lain merasa bersalah atas suatu hal yang pernah ia perbuat. Kejadian ini sering sekali dilakukan karena pada merasa kasihan sehingga orang yang diceritakan akan mudah sekali percaya.

4. Kerap membuat drama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline