Lihat ke Halaman Asli

Adnan Abdullah

Penulis dan Traveler

Ada Apa di Balik Dua Emas Olimpiade?

Diperbarui: 9 Agustus 2024   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah dan Gregoria Mariska Tunjung (Sumber gambar: ANTARA) 

Di tengah kekecewaan dan keputusasaan karena atlet-atlet bulutangkis yang selama ini menjadi satu-satunya cabang olahraga yang mampu meraih medali emas di Olimpiade tumbang satu per satu di babak awal, kecuali tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang berhasil meraih medali perunggu, tiba-tiba secara mengejutkan dua atlit kita, yaitu Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah berhasil menjadi yang terbaik dengan meraih medali emas.

Veddriq Leonardo meraih emas di cabang olahraga panjat tebing nomor speed putra dengan catatan waktu 4,75 detik, sedangkan Rizki Juniansyah meraih emas di cabang olahraga angkat besi kelas 73 kilogram dengan total angkatan 354 kilogram.

Sementara Gregoria Mariska Tunjung meraih medali perunggu di cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putri, dan menjadi satu-satunya atlit bulutangkis yang meraih medali.

Kita patut berbangga dan berterima kasih kepada ketiga atlit tersebut. Veddriq, Rizki dan Gregoria adalah para pejuang bangsa kita yang sesungguhnya, semoga prestasi mereka itu bisa terus berlanjut di ajang-ajang berikutnya.

Capaian kontingen Indonesia di Olimpiade 2024 di Paris ini menunjukkan bahwa Bulutangkis yang selama ini menjadi satu-satunya cabang olahraga yang mampu meraih medali emas sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Olimpiade, terbukti sudah tidak bisa lagi diharapkan untuk selalu meraih medali emas.

Keberhasilan kedua atlit panjat tebing dan angkat besi itu semestinya membuka mata pemerintah dan para petinggi olahraga di negeri ini untuk memberikan perhatian yang lebih besar dan serius kepada kedua cabang olahraga tersebut.

Pemerintah perlu membantu induk organisasi kedua cabang olahraga tersebut untuk memperoleh fasilitas yang lebih memadai untuk berlatih dan bertanding di level nasional maupun internasional.

Pembinaan atlit juga harus dilanjutkan. Jangan sampai generasi emas Veddriq dan Rizki terhenti di mereka, akan tetapi harus dilanjutkan dengan pembinaan yang berkelanjutkan bagi bibit-bibit atlit usia dini yang akan melanjutkan prestasi mereka di masa yang akan datang. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline